Page 86 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 86
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
DPR-GR dilantik pada tanggal 25 Juni 1960. Editorial dalam koran PKI
ini menyebut pelantikan DPR-GR sebagai “kemenangan nasional” atas
golongan kanan yang telah mencoba menghalangi serta melakukan
sabotase dan teror, di antaranya terhadap anggota PKI. Dan
124
“kemenangan” yang diraih PKI pun makin telak. Ketika Soekarno, tidak
sampai seminggu setelahnya, menyatakan bahwa bagi mereka yang
menyebut DPR-GR menguntungkan PKI, orang-orang tersebut berarti
telah dihinggapi penyakit “komunistophobia”, takut kepada komunis,
takut kepada kiri.
125
Secara umum, bila tinjauannya adalah “bezetting” atau isi dan
nama-nama anggota yang diangkat dalam DPR-GR, sesungguhnya
bisa dikatakan jika DPR-GR memiliki inti keanggotaan yang berasal
dari PNI (44 anggota), NU (36 anggota), PKI (30 anggota), dan
Angkatan Bersenjata (35 anggota). Para wakil buruh (26 anggota) dan
tani (25 anggota) yang juga memiliki perwakilan yang cukup besar
sesungguhnya sebagian besar di antara anggotanya juga berasal
dari PNI, NU, dan PKI. Demikian pula nama-nama yang berasal dari
golongan alim ulama, pemuda, cendekiawan, dan koperasi, juga ada
... bahwa bagi yang berasal dari partai, khususnya ketiga partai besar tersebut.
mereka yang Catatan dari Sekretariat DPR-GR menyatakan bahwa 30 orang
menyebut DPR-GR anggota DPR lama yang duduk kembali dalam DPR-GR tidak lagi
menguntungkan mewakili partai, tetapi duduk sebagai wakil golongan karya. Selain
itu, anggota DPR juga berasal dari orang-orang yang sebelumnya
PKI, orang- bukan anggota DPR lama, namun merupakan anggota partai yang
orang tersebut diikutsertakan dalam DPR-GR. 126
berarti telah Di luar aspek internal berupa komposisi golongan dalam tubuh
dihinggapi penyakit DPR, DPR-GR berbeda dengan DPR tahun 1950-an yang mempunyai
posisi kuat. Secara umum DPR-GR juga bisa dikatakan hanya menjadi
“komunistophobia”, lembaga yang bertugas mengesahkan secara formal-yuridis setiap
takut kepada keputusan dan tindakan presiden. Dari segi hukum ketatanegaraan,
komunis, takut ketidakberdayaan DPR-GR ini sesungguhnya dapat ditelusuri hingga
kepada kiri. ke dasar hukum tata negara yang sejatinya memang berlaku saat itu.
Terlepas dari situasi dan kondisi yang melatarbelakangi serta
sikap dan tindakan politik Soekarno, pada kenyataannya UUD 1945
124 Harian Rakyat, 27 Juni 1960, hlm. 1
125 Pernyataan Soekarno ini diucapkan pada saat pembukaan konferensi para gubernur dan kepala
daerah se-Indonesia pada tanggal 28 Juni 1960 di Istana Negara. Lihat, Harian Rakyat, 29 Juni
1960, hlm. 1
126 Mr X, “DPR Gotong Royong Bersih dari Anasir Pemberontak dan Korup”, Skets Masa, Juni 1960:
33-34. Nama penulis yang tercantum memang Mr. X. Kemungkinan besar, penulisnya adalah
Soeripto Putera Djaja, karena sambungan tulisan berikutnya yang juga mengulas tentang DPR-
GR mencantumkan nama dirinya. Dari segi isi, kedua tulisan tersebut juga memiliki bahasan
tema yang sama.
dpr.go.id 80