Page 249 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 249

PER AN DPR D AN MUNCULNYA  KRITIK
                                                                                TERHAD AP  ORDE B ARU 19 77 - 1982



                                                   kekuasaan legislatif, lembaga eksekutif dengan kekuasaan eksekutif
                                                   serta lembaga yudisiil dengan kekuasaan yudisiil.
                                                           Infra Struktur Politik suatu negara pada umumnya terdiri
                                                   atas lima komponen, yaitu: partai politik, golongan kepentingan
                                                   (interest group), golongan penekan (pressure grup), alat komukasi
                                                   politik (media of political communication), dan tokoh politik (political
                                                   figure). Dengan memilah-milah lembaga negara dimana wewenang
                                                   dan tugas yang berbeda tapi juga saling berkepentingan dan saling
                                                   membutuhkan, maka tidak mustahil bahwa dapat terjadi konflik antar
                                                   lembaga-lembaga negara, jika satu lembaga negara atau bagian dari
                                                   satu sistem itu bekerja tidak seperti yang telah diatur/ditata dalam
                                                   konstitusi.
                        Dengan telah                       Agar supaya konflik yang terjadi atau paling tidak konflik
               diaturnya hubungan                  dapat dielimenir, maka hubungan kerja yang serasi dan seimbang
                      tata kerja antar             dalam bentuk koordinasi, kemitraan dan saling kontrol serta saling

                  lembaga-lembaga                  mengawasi memegang peranan yang sangat besar. Oleh karena itu,
                     negara tersebut               lembaga-lembaga negara sebagaimana diatur oleh Undang-Undang
                        di atas, makin             Dasar 1945 yang ditata dalam satu mekanisme kerja sebagai ungkapan
                 sempitlah peluang                 nyata dari Demokrasi Pancasila telah diimplementasikan dalam bentuk
                 untuk konflik antar               aturan yakni melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
                  lembaga-lembaga                  Republik Indonesia No. III/MPR/1978 tentang : “Kedudukan dan
                  negara di Republik               hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara/atau Antar Lembaga-
                            Indonesia.             Lembaga Tinggi.
                                                           Dengan telah diaturnya hubungan tata kerja antar lembaga-
                                                   lembaga negara tersebut di atas, makin sempitlah peluang untuk
                                                   konflik antar lembaga-lembaga negara di Republik Indonesia.


                                                         4.5.1. Hubungan DPR dengan MPR
                                                         Di dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan:
                                                   “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan
                                                   Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-
                                                   daerah dan golongan-golongan menurut aturan ditetapkan dengan
                                                   undang-undang. Dari ketentuan tersebut di atas jelas, bahwa seluruh
                                                   anggota DPR adalah juga anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
                                                   (MPR). Dengan adanya keterikatan anggota DPR dengan keanggotaan
                                                   MPR, maka selain berfungsi sebagai pemegang kekuasaan legislatif
                                                   bersama-sama dengan Presiden yakni bersama-sama membuat
                                                   undang-undang, juga DPR mempunyai kewenangan-kewenangan lain
                                                   yang diberikan oleh MPR.





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   245
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab IV.indd   245                                                                                          11/21/19   18:13
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254