Page 253 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 253

PER AN DPR D AN MUNCULNYA  KRITIK
                                                                                TERHAD AP  ORDE B ARU 19 77 - 1982



                                                         Ditegaskan dalam ketetapan tersebut bahwa Presiden tidak
                                                   bertanggung jawab kepada DPR, oleh karenanya Presiden tidak dapat
                                                   diberhentikan oleh DPR. Hal ini tidak berarti bahwa kedudukan DPR
                                                   lemah, dalam fungsinya sebagai pengawas Presiden dalam pelaksanaan
                                                   haluan negara. Namun DPR diberi hak untuk mengusulkan diadakan
                                                   Sidang Istimewa MPR untuk meminta pertanggungjawaban Presiden.
                                                   Selain itu ditegaskan juga mengenai keharusan dari Presiden untuk
                                                   memperhatikan dengan sungguh-sungguh suara DPR. Juga ditegaskan
                                                   bahwa Presiden tidak dapat membubarkan DPR. Dengan demikian dari
                                                   ketentuan-ketentuan tersebut terlihat bahwa kedudukan DPR adalah
                                                   sangat kuat dan peranannya sangat penting.
                  Dewan Perwakilan                       Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri

                     Rakyat bertugas               itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Menteri-menteri tidak
                         menyalurkan               bertanggung jawab kepada DPR, dan kedudukannya tidak tergantung
                  aspirasi dari rakyat             dari pada Dewan Perwakilan Rakyat akan tetapi tergantung dari pada
                    yang diwakilinya.              Presiden. Mereka ialah pembantu Presiden. Demikian ketentuan yang
                                                   diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, walaupun menteri tidak
                                                   bertanggung jawab kepada DPR, tidak berarti bahwa menteri-menteri
                                                   tidak perlu memperhatikan keinginan DPR.
                                                         Dewan Perwakilan Rakyat bertugas menyalurkan aspirasi dari
                                                   rakyat yang diwakilinya. Agar rakyat dapat menerima dan melaksanakan
                                                   kebijaksanaan Pemerintah maka adalah wajar apabila ada kerjasama
                                                   antara menteri-menteri sebagai pembantu Presiden terutama dalam
                                                   hal melaksanakan kekuasaan Pemerintah dalam praktek dengan
                                                   Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil dan pembawa aspirasi rakyat.
                                                   Pertikaian atau ketidakserasian hubungan antara menteri-menteri
                                                   dengan DPR dapat dimungkinkan menteri-menteri akan diberhentikan
                                                   oleh Presiden. Kemungkinan ini dapat terjadi adalah dalam rangka
                                                   menciptakan suasana dan hubungan yang harmonis antara Presiden
                                                   dengan DPR atau antara Pemerintah dengan Rakyat. Jadi walaupun
                                                   tidak ada ketentuan yang mengharuskan menteri-menteri bertanggung
                                                   jawab kepada DPR tetapi pada hakekatnya pertanggungjawaban itu ada.
                                                   Selain itu hubungan antara DPR dengan menteri-menteri nyata terlihat
                                                   dalam keputusan DPR No. II/DPR-RI/IV 1982-1983 tentang Penentuan
                                                   Ruang Lingkup Tugas/Pasangan Kerja Komisi-Komisi dalam Dewan
                                                   Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.











                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   249
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab IV.indd   249                                                                                          11/21/19   18:13
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258