Page 300 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 300

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                   pelaksanaan Pemilu sebelumnya (Pemilu 1977) belum diselenggarakan
                                                   pemilihan umum karena baru berintegrasi dengan Indonesia pada 17
                                                   Juli 1976. Dalam  PP No. 41 Tahun 1980  Pasal  163 ayat (1) disebutkan,
                                                   bahwa Pemilihan Umum di Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur
                                                   diselenggarakan untuk memilih Anggota DPR dan  DPRD Tingkat
                                                   I. Selanjutnya, dalam  Pasal 164  ayat  (1) disebutkan bahwa “Jumlah
                                                   Anggota DPR  yang  dipilih  dalam  Pemilihan  Umum  bagi  Daerah
                                                   Pemilihan  Timor  Timur  sebanyak-banyaknya  4  (empat)  orang
                                                   dan  tidak   diambilkan dari  jumlah anggota DPR  yang dipilih  bagi
                                                   Daerah-daerah Pemilihan  di luar Timor Timur. Adapun pengambilan
                                                   4 orang anggota tersebut adalah dari hasil pengangkatan anggota
                  ...pada 12 Agustus               DPR Golongan Karya non-ABRI yang berjumlah 25 orang.” Selain itu,
                       1981 dibentuk               terjadi perubahan dalam hal badan penyelenggaranya. Kali ini, Dewan
                          pula sebuah              Pertimbangan Lembaga Pemilihan Umum (LPU) diketuai oleh Menteri
                      lembaga, yang                Kehakiman dan anggotanya diambil dari unsur ABRI serta partai politik
                     dikenal sebagai               dan Golkar. Peran partai politik dan Golkar juga lebih ditingkatkan,
                   Panitia Pengawas                terutama di bidang pelaksanaan dan pengawasan, dari tingkat pusat

                         Pelaksanaan               sampai daerah.
                          (Panwaslak)                    Selain itu, pada 12 Agustus 1981 dibentuk pula sebuah lembaga,
                                Pemilu.            yang  dikenal  sebagai  Panitia  Pengawas  Pelaksanaan  (Panwaslak)
                                                   Pemilu.  Lembaga  ini  bertugas  untuk  mengawasi  jalannya  pemilu
                                                   dan meminimalisir kecurangan saat pemilu.  Panwaslak diketuai
                                                                                              229
                                                   oleh Jaksa Agung dan melakukan pengawasan pelaksanaan pemilu
                                                   anggota DPR, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II dalam wilayah kerja
                                                   masing-masing. Pembentukan Panwaslak tersebut hanya menampung
                                                   permasalahan  yang  disampaikan  oleh  masyarakat  dan  kontestan
                                                   pemilu, bukan menangani masalah kriminal dan pidana terkait pemilu.
                                                   Setelah dibentuk Panwaslak, seluruh protes partai politik (parpol) bisa
                                                   diselesaikan melalui mekanisme musyawarah.
                                                         Semua perubahan itu merupakan bentuk respons pemerintah
                                                   dan  DPR,  yang  didominasi  Golkar  dan  ABRI,  menyusul  adanya
                                                   ketidakpuasan  atas  pelaksanaan  Pemilu  1971  dan  1977,  berupa
                                                   pelanggaran dan manipulasi penghitungan suara oleh petugas pemilu
                                                   dan makin masif pada Pemilu 1977, sehingga memicu munculnya
                                                   protes dari berbagai kalangan mengenai penyelenggaraan pemilu dan
                                                   pelanggarannya. Dengan demikian, pelaksanaan dan hasil Pemilu 1982
                                                   diharapkan bakal lebih berkualitas dan terpercaya. Apalagi, Golkar



                                                   229  Kompas, 13 Agustus 1981.




                                       dpr.go.id   298





         Bab V.indd   298                                                                                           11/21/19   18:19
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305