Page 302 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 302

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                   17 unit VW Combi,  yang oleh setiap OPP lalu disebar ke seluruh
                                                                     230
                                                   Indonesia untuk dijadikan kendaraan operasional.
                                                         Sehari sebelum dimulainya masa kampanye, dalam pertemuan
                                                   dengan pimpinan PPP, Golkar, dan PDI, Menteri Dalam Negeri yang
                                                   juga Ketua LPU Amirmachmud dan Pangkopkamtib Laksamana TNI
                                                   Sudomo sama-sama menekankan semua pihak supaya berusaha dan
                                                   menjaga agar Pemilu 1982 terlaksana secara luber (langsung, umum,
                                                   bebas, dan rahasia). Semua pihak bisa menahan diri sehingga tercipta
                                                   suasana  aman,  tertib,  dan  lancar,  tidak  menimbulkan  kekeruhan
                                                   suasana yang mengganggu stabilitas nasional. Persatuan dan kesatuan
                                                   bangsa harus tetap dijaga dan dipertahankan. 231
                                                         Pada  kenyataannya,  berbeda  dengan  suasana  kampanye
                     “Islam agamaku,               Pemilu 1977 yang menggambarkan pencampuradukkan dari berbagai
                    Ka’bah pilihanku’;             kepentingan,  terutama  setelah  hasil  evaluasi  terhadap  hasil-
                              “Ka’bah di           hasil  pembangunan,  maka  pada  kampanye  Pemilu  1982  kembali
                    Mekkah, Beringin               mempersoalkan  hal-hal  yang  lebih  berkaitan  dengan  ideologi.
                         di Indonesia”,            Perwujudan idologi ini digambarkan lebih secara simbolik. Kampenye
                        demikian juga              Pemilu 1982 berpola pada pemakaian simbol-simbol yang bersifat
                     saling menuduh                ideologis. Hal ini berkembang dalam pertarungan mendapatkan
                     kafir dan murtad              dukungan bagi program-program yang diajukan oleh masing-masing

                     memperlihatkan                kontestan.  Dengan segera tema-tema ideologi dan religi tampil
                 gambaran tersebut.                ke depan. “Islam agamaku, Ka’bah pilihanku’; “Ka’bah di Mekkah,
                                                   Beringin di Indonesia”, demikian juga saling menuduh kafir dan
                                                   murtad memperlihatkan gambaran tersebut.  Pertentangan religi
                                                                                              232
                                                   ini difokuskan dalam kaitan dengan slogan yang menggambarkam
                                                   masalah ekonomi Indonesia yang kini berkembang. “Di atas Golkar,
                                                   di bawah Ka’bah, boss pilih Golkar, pekerja pilih PPP” ditambah
                                                   lagi dengan isu “Kaya bertambah kaya, miskin bertambah miskin”
                                                   merupakan gambaran kesenjangan ekonomi akibat pembangunan.
                                                   Kalau  tema-tema  ideologi  tadi  menggambarkan  pertarungan
                                                   antara  PPP  dan  Golkar,  tema  kampanye  PDI  lebih  dimaksudkan
                                                   untuk  menarik  simpati  masyarakat  dengan  mengingat  kembali
                                                   perjuangan Sukarno. “Hidup Bung Karno, hidup PDI” yang kemudian
                                                   dikembangkan dengan keterlibatan mereka dengan pemerintah Orde
                                                   Baru dengan slogan “Dua pahlawan republik, Sukarno proklamator
                                                   dan Soeharto mengisinya”.


                                                   230  Kompas, 13 Maret 1982.
                                                   231   Sinar Harapan, 15 Maret 1982.
                                                   232  Zulfikar Ghazali, “Pemilu di Indonesia dalam 15 Tahun Terakhir,” Hukum dan Pembangunan,
                                                      Juni 1986, hlm. 282-283.




                                       dpr.go.id   300





         Bab V.indd   300                                                                                           11/21/19   18:19
   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307