Page 491 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 491

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                         Keluhan lainnya yang diterima oleh DPR RI datang dari Kepala
                                                   Keluarga yang pernah tinggal di RW 03, Simpruk, Jakarta Selatan. Pada
                                                   tanggal 9 Mei 1990, sebanyak 30 Kepala Keluarga yang pernah tinggal di
                                                   RW 03, Simpruk, Jakarta Selatan, mengadu ke Fraksi Karya Pembangunan
                                                   di DPR RI. Kepada Wakil Ketua F-KP, Oka Mahendra, mereka melaporkan
                                                   kasus tempat tinggal mereka yang disengketakan tanpa ada komunikasi
                                                   dengan warga. Dampak dari sengketa itu adalah terusirnya warga dari
                                                   tanah yang ditempatinya sejak tahun 1950. Mereka sebelumnya telah
                                                   mengadu ke Wali Kota Jakarta Selatan dan DPRD DKI Jakarta, namun
                                                   jawaban yang diterima tidak memuaskan. Menanggapi keluhan warga
                                                   Simpruk, Oka Mahendra berjanji akan mempelajari masalah itu lebih
                      Fungsi Anggaran              mendalam, dan mempertanyakannya kepada pihak terkait. 345

                                telah pula               Tidak hanya dari masyarakat, keluhan yang diterima DPR
                            dilaksanakan           pun  berasal  dari  kalangan  mahasiswa.  Pada  tanggal  8  Oktober
                       oleh DPR dalam              1989, Undang-Undang anti-subversi Pemerintah Orde Baru telah
                         menyusun dan              mengantarkan sekitar 25 orang mahasiswa dari Yogyakarta yang
                          mengevaluasi             tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Yogya (FKMY)
                                anggaran           dan lima orang mahasiswa dari Bandung berangkat ke DPR RI.
                       Pendapatan dan              Para mahasiswa ini mengadu secara terpisah ke fraksi-fraksi di
                        Belanja Negara.            DPR.  FKMY  yang  anggotanya  tersebar  di  10  perguruan  tinggi  di
                                                   Yogyakarta mempertanyakan peristiwa “8 September” di Yogyakarta
                                                   yang menyebabkan beberapa rekannya terluka., bahkan sampai ada
                                                   yang dirawat di rumah sakit. FKMY mengharapkan anggota DPR
                                                   jangan hanya menerima laporan dari pejabat pemerintah, namun
                                                   juga perlu mendengar langsung dari rakyat. Keluhan lainnya yang
                                                   disampaikan kepada para anggota Dewan terkait dengan peristiwa
                                                   penangkapan tujuh mahasiswa ITB yang melakukan aksi terhadap
                                                   kedatangan Menteri Dalam Negeri, Rudini,  pada  pembukaan
                                                   penataran mahasiswa baru, tanggal 5 Agustus 1989. DPR diharapkan
                                                   dapat membantu memecahkan permasalahan penangkapan
                                                   mahasiswa tersebut. Mereka juga mengharapkan kampus jangan
                                                   dijadikan ajang untuk mencari pengaruh dukungan. Delegasi
                                                   mahasiswa  itu  berturut-turut  diterima  oleh  Drs.  Thaheransyah
                                                   Karim dan Dja’far Siddiq (F-PP), Soetardjo Soerjogoeritno, dan
                                                   Boedi Hardjono (F-PDI), serta BP Messakh, dan Novyan Kampan
                                                   (F-KP). Atas aspirasi mahasiswa itu, F-KP menyatakan sepakat
                                                   dengan asumsi tidak menolak siapapun yang masuk kampus.     346


                                                   345 “ Kasus Tanah Warga Simpruk Dibawa ke DPR”, Kompas, 9 Mei 1990, hlm 7
                                                   346 “ Mahasiswa Mengadu ke DPR.”, Kompas,  11 Oktober 1989, hlm 3




                                       dpr.go.id   490





         Bab VI CETAK.indd   490                                                                                 25/11/2019   01:40:10
   486   487   488   489   490   491   492   493   494   495   496