Page 494 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 494

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   pemerataan. Maka, gagasan dari kubu pertama tidak dipakai.
                                                         Kalaupun dipakai hanyalah sebagai ‘pelengkap penderita’ saja.
                                                   Gagasan kedua dipakai karena para lulusan ‘Berkeley’ itu dipercaya
                                                   penuh oleh Presiden Soeharto untuk mengobati luka-luka masa
                                                   Orde Lama. Apalagi menurut Assar Lindbeck  dalam bukunya ‘Kritik
                                                                                            348
                                                   atas Ekonomi Kiri Baru’ terbitan LP3ES (1988), saat mereka kuliah di
                                                   Berkeley yang trendy adalah kecenderungan pemikiran perkembangan
                                                   ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, yang dikritik dengan
                                                   keras oleh aliran ‘Kiri Baru’. Yang dipakai oleh pemerintah Orba
                                                   pada awalnya adalah gagasan dari kubu kedua. Alasannya, menurut
                                                   Nurcholish Madjid dalam ‘Politik Pembangunan’, “Kalau kita hendak
                                                   membagi-bagikan kue pembangunan harus kita buat dulu kuenya.”
                                                   Pemerintah Orba beralasan bahwa ekonomi negara sangat morat-
                                                   marit. Inflasi mencapai 600%, utang negara sangat bertumpuk. Untuk
                                                   itu, perlu secepatnya diadakan stabilisasi ekonomi dengan tiang
                                                   penyangga utamanya berupa stabilitas politik.
                                                         Maka setiap potensi konflik diredam sedemikian rupa secara
                                                   terus-menerus agar kekuatan laten yang disebut pemerintah Orba
                                                   sebagai ekstrem kiri dan ekstrem kanan, tak muncul. Terhadap
                                                   ekstrem kiri, yang dilakukan Orba berupa: pembubaran PKI beserta
                                                   ormas-ormasnya sekaligus pernyataan sebagai organisasi terlarang.
                                                   Pelarangan terhadap ajaran Marxisme-Leninisme ini berlaku di seluruh
                                                   wilayah RI.
                                                         Terhadap golongan Islam, tindakannya malah lebih banyak lagi.
                                                   Secara jelas Yudi Latif  dalam buku ‘Mencari Islam’  membeberkan
                                                                        349
                                                   langkah-langkah yang merugikan umat Islam, yaitu: 1. Penolakan
                                                   rehabilitasi Masyumi; 2. Dikeluarkannya peraturan Mendagri No
                                                   12/1969 dan PP No 6/1970 tentang monoloyalitas pegawai negeri
                   Terhadap ekstrem                yang mengakibatkan ‘marginalisasi’ pegawai negeri dari partai Islam;

                  kiri, yang dilakukan             3. Pemaksaan fusi (parpol) dengan UU No 3/1973;  4. Terbitnya UU
                         Orba berupa:              Perkkkawinan 1974 yang merupakan de-Islamisasi kaidah-kaidah

                     pembubaran PKI                kemasyarakatan karena banyak bertentangan dengan hukum-hukum
                                                   perkawinan Islam; 5. Terbentuknya MUI sebagai perwakilan tunggal
                       beserta ormas-              umat Islam pada 1975 yang lebih sering merupakan alat legitimasi

                 ormasnya sekaligus                pemerintah; 6. Disahkannya aliran kepercayaan dan Pedoman
                 pernyataan sebagai                Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4) melalui Tap MPR No II/1978

                 organisasi terlarang.             yang merupakan usaha pemerintah untuk memperlemah potensi
                                                   alternatif umat Islam.

                                                   348  Assar Lindbeck, Kritik atas Ekonomi Kiri Baru, Jakarta, LP3ES, 1988
                                                   349  Yudi Latif, Mencari Islam, Bandung, Mizan, 1990




                                       dpr.go.id   494





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   494                                                                           11/22/19   6:06 AM
   489   490   491   492   493   494   495   496   497   498   499