Page 496 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 496

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   tersebut adalah organisasi baru yang menampung kaum intelektual dan
                                                   politisi Orde Baru yang modernis dan berpikiran reformis.  Melalui
                                                                                                         352
                                                   Karya Pembangunan, kemudian Ali Moertopo membuka ruang bagi
                                                   kaum intelektual dan politisi non partai seperti Moerdopo, Lim Bian
                                                   Kie, Lim Bian Koen, Cosmas Batubara, David Napitupulu, dan lain-lain
                                                   untuk bertugas memimpin dan mengawal fraksi Karya Pembangunan
                                                   di DPR ke arah yang mendukung program pembangunan Orde Baru.
                                                   Penguatan hegemoni Golkar tak berhenti sampai pada langkah
                                                   restrukturisasi dan reorganisasi Sekber Golkar saja. Pada tanggal 11
                                                   Februari 1970 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri
                                                   No.12/1969 dan PP No.6 Tahun 1970, tentang larangan pegawai negeri
                                                   menjadi anggota parpol, serta hanya boleh memberikan dukungannya
                                                   kepada Golkar. Jika ingin terlibat dalam Golkar atau parpol, pegawai
                                                   negeri harus mendapat izin khusus dari pemimpinnya. Golkar sendiri
                                                   pun kemudian banyak membangun organisasi melalui jaringan
                                                   korporasi untuk menggalang massa, seperti KORPRI untuk pegawai
                                                   negeri. 353   Pemerintahan ideal dalam kacamata Orde Baru adalah
                                                   pemerintahan yang kuat dan berusaha tampil dominan dal am usaha-
                                                   usaha pembangunan nasional.  Namun pada kenyataannya dominasi
                                                                               354
                                                   pemerintah dirasakan terlalu kuat, dalam hal ini misalnya seperti
                                                   “monoloyalitas” yang berusaha dikembangkan terhadap pegawai
                                                   negeri dan aparat birokrasi untuk senantiasa mendukung kebijakan
                                                   yang diambil pemerintah.
                                                         Menurut David Reeve, pemikiran harus adanya partai tunggal ini
                                                   berawal dari pemikiran Soepomo tentang perlunya Negara Integralistik
                                                   di mana titik tekannya adalah Harmoni. Sebuah Falsafah yang berasal
                                                   dari kebudayaan Jawa. 355

                   Terhadap ekstrem                      Adnan Buyung Nasuition juga melihat, sebagai legitimasinya,
                  kiri, yang dilakukan             kekuasaan pada masa Orde Baru sengaja menafsirkan UUD 1945
                                                   dengan memakai pandangan-pandangan Soepomo. Adapun pandangan
                          Orba berupa:             Soepomo, yang merupakan salah satu otak penyusunan UUD 1945,
                     pembubaran PKI                adalah integralistis, kelika kekuasaan terpusat di tangan presiden.

                       beserta ormas-              Menurut Buyung, Soepomo pun dalam rapat-rapat persiapan
                 ormasnya sekaligus                kemerdekaan dan penyusunan konstitusi sudah didebat oleh Moh.
                                                   Hatta dan M Yamin. Memang, setelah itu, Soepomo tak pernah lagi
                 pernyataan sebagai                berbicara tentang ide integralistik yang ia petik dari Hegel dan Mueller
                 organisasi terlarang.
                                                   352  Priyo Budi Utomo, 1997, hlm. 97-98
                                                   353  Julian M. Boileau, 1983, hlm. 71
                                                   354  Harry Tjan Silalahi, 1990, hlm. 12
                                                   355  David Reeve, Golkar Sejarah Yang Hilang: AKar, Pemikiran, dan Dinamika, Depok: Komunitas
                                                      Bambu, 2013



                                       dpr.go.id   496





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   496                                                                           11/22/19   6:06 AM
   491   492   493   494   495   496   497   498   499   500   501