Page 499 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 499

DPR MENGHAD API  TANTANGAN NA SIONAL  D AN
                                                                        GL OB AL  HINGGA  MA S A   AKHIR ORDE B AR U
                                                                                                      1992 – 1998


                                                         b. calon dari Pejabat, baik atas usul Instansi/ Organisasi yang
                                                            bersangkutan maupun atas prakarsa Pejabat tersebut.
                                                         Pasal 7 ayat (3): Pemberitahuan dan pengangkatan antar waktu
                                                   anggota diresmikan dengan Keputusan Presiden.
                                                           Padahal seharusnya untuk meningkatkan kualitas DPR sebagai
                                                   lembaga perwakilan rakyat harus dimulai dari peningkatan kualitas
                                                   rekrutmen. Recall hanya membuat anggota DPR tidak dapat secara
                                                   maksimal menampilkan dirinya sebagai wakil rakyat. “Karena sering
                                                   tanpa alasan yang jelas, seorang anggota DPR dapat di-recall oleh
                                                   partainya hanya karena dia terlalu vokal dan ‘lurus’ memperjuangkan
                                                   aspirasi rakyat yang diwakilinya.
                                                                                 359
                                                           Suara lantang ini terjadi pada 1995. Dua anggota DPR, yakni
                                                   Bambang Warih Koesoema dari Golongan Karya dan Sri Bintang
                                                   Pamungkas dari PPP, harus hengkang dari gedung Senayan karena
                                                   dinilai membangkang dan tidak loyal kepada keputusan partai mereka
                                                   masing-masing. Bambang vokal dalam mengungkap kasus kredit
                                                   bermasalah seorang konglomerat besar saat itu, sementara Sri Bintang
                                                   hengkang dari gedung Senayan karena aksi politiknya yang ”melawan”
                                                   kekuasaan kala itu, seperti mewacanakan perlunya calon presiden
                                                   lebih dari satu orang dan reorientasi penerapan dwifungsi ABRI.


                                                   7.2. Pemilu DPR 1992

                                                         Pemilu kelima pada pemerintahan Orde Baru dilaksanakan pada
                       Sistem Pemilu               tanggal 9 Juni 1992. Sistem Pemilu yang digunakan pada tahun 1992
                     yang digunakan                masih sama dengan sistim yang digunakan dalam Pemilu 1987, yaitu

                    pada tahun 1992                menganut sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan stelsel
                          masih sama               daftar. Dalam Pemilu 1992, tampak telah terjadi pergeseran dalam
                                                   pertimbangan massa pemilih, yakni dari pertimbangan ikatan tradisi
                       dengan sistim               kultural atau primordial kepada pertimbangan sosio-ekonomis.. Bukan
                     yang digunakan                itu saja, perilaku aparat birokrasi, khususnya yang dinilai merugikan

                        dalam Pemilu               masyarakat, juga turut menjadi pertimbangan dalam memberikan
                            1987, yaitu            suara. 360  Dirjen Sospol Depdagri Hari Sugiman mengatakan,
                                                   penyelenggaraan pemilihan umum 1992 akan membuktikan
                   menganut sistem                 pelaksanaan pesat demokrasi yang akan datang akan lebih baik
                            perwakilan             dibanding dengan pesat-pesta serupa sebelumnya. Dalam pesta

                            berimbang              demokrasi ini, Organisasi-organisasi Peserta Pemilu (OPP) akan lebih
                       (proporsional)              banyak dilibatkan pada suksesnya pelaksanaan pemilu. Sedangkan

                                                   359  Ibid
                                                   360  Kompas, Selasa 16 Juni 1992.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   499
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   499                                                                           11/22/19   6:06 AM
   494   495   496   497   498   499   500   501   502   503   504