Page 500 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 500

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   mengenai vote getter (pengumpul suara). Dirjen Sospol mengatakan,
                                                   masalah ini tidak diatur dan juga tidak dilarang oleh peraturan
                                                   perundang-undangan.  361
                                                           Hal itu dikemukakan Hari Sugiman di ruang kerjanya menjawab
                                                   pertanyaan wartawan tentang penyelenggaraan dan pelaksanaan
                                                   Pemilu 1992. GBHN yang dirumuskan melalui Sidang Umum MPR 1988
                                                   memerintahkan penyelenggaraan dan pelaksanaan pesta demokrasi
                                                   ini harus lebih berkualitas. Dirjen Sospol Depdagri menyebutkan,
                                                   penjabaran dari perintah GBHN tersebut antara lain dituangkan dalam
                                                   Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Kepres), Peraturan
                                                   Mendagri (Permendagri), Keputusan Mendagri, dan Instruksi Mendagri.
                                                   “Sekarang ini masih dalam bentuk rancangan” ia menjelaskan. 362
                                                           Tentang  vote getter Hari Sugiman menyebutkan, masalah
                                                   itu tidak diatur dan juga tidak dilarang oleh peraturan perundang-
                                                   undangan. menurutnya, masalah ini sepenuhnya menjadi hak dan
                                                   wewenang calon anggota DPR dan Organisasi Peserta Pemilu (OPP).
                                                   Di akhir keterangannya Dirjen Sospol mengingatkan, setiap calon
                                                   pemilih  tidak  perlu  harus  terpaku  hanya  menghadari  kampanye
                              Presiden             salah satu kontestan. Dia dapat menghadari kampanye OPP lainnya,

                  Soeharto menilai,                mendengarkan program organisasi itu. 363
                                                           Presiden Soeharto menilai, pemilihan umum (pemilu) yang
                  pemilihan umum                   akan diselenggarakan pada tahun 1992 mempunyai makna yang khusus,

                (pemilu) yang akan                 dan juga sangat strategis sifatnya. Pemilu nanti adalah pemilu trakhir
                    diselenggarakan                dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama. MPR hasil

                   pada tahun 1992                 pemilu nanti akan menentukan GBHN pertama dalam era tinggal
                                                   landas itu berlangsung pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Hal
               mempunyai makna                     itu dikemukakan Kepala Negara pada upacara pengambilan sumpah/

                  yang khusus, dan                 janji pimpinan anggota Dewan Pertimbangan Lembaga Pemilihan
              juga sangat strategis                Umum, Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) tahun 1991 dan Panitia

                              sifatnya.            Pelaksanaan Pemilihan Umum Pusat (Panwaslakpus), di Istana Negara.
                                                   Dalam keempatan itu Presiden Soeharto mengambil sumpah/janji 28
                                                   orang personalia dan 16 orang personalia panwaslakwpus. Mereka
                                                   diangkat berdasarkan Keppres No. 319 tertanggal 27 Desember 1990.
                                                   Pengangkatan PPI dan Pawaslakpus itu menyusul ditetapkannya
                                                   Keppres No. 56 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
                                                   PPI.
                                                       364


                                                   361   Kompas, Sabtu 4 Juni 1990.
                                                   362  Ibid.
                                                   363  Ibid.
                                                   364  Kompas, Rabu 9 Januari 1991.



                                       dpr.go.id   500





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   500                                                                           11/22/19   6:06 AM
   495   496   497   498   499   500   501   502   503   504   505