Page 248 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 248

DINAMIKA DAN PERANAN DPR-RI DALAM MEMPERBAIKI
                                                                                  KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI (1998-2018)





                  berkenaan  dalam  bidang  sosial  politik  yang
                  dianggap tidak sesuai dengan asas demokrasi.
                  Ketiga rancangan undang-undang ini kemudian
                  ditandatangani  pada  1  Februari  1999  oleh           Di sisi lain, reformasi
                  Presiden  B.J.  Habibie  serta  Menteri  Sekretaris     yang ditandai
                  Negara yang menjabat kala itu, Akbar Tanjung.
                                                                          kejatuhan Soeharto

                  Di sisi lain, reformasi yang ditandai kejatuhan         juga menggulirkan
                  Soeharto  juga  menggulirkan  wacana  menge-
                  nai pembatasan keterlibatan sosial-politik ABRI         wacana mengenai
                  (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) da-            pembatasan
                  lam  pemerintahan  yang  lebih  dikenal  dengan         keterlibatan sosial-
                  nama Dwifungsi ABRI. Hal ini terutama difokus-
                  kan mengenai peninjauan kembali doktrin per-            politik ABRI (Angkatan
                  tahanan dan keamanan nasional yang merupa-              Bersenjata Republik
                  kan bagian inti konsep ABRI.
                                                                          Indonesia) dalam

                  Pada masa Orde Baru, militer mempunyai kaitan           pemerintahan yang
                  erat dalam konteks sejarah politik di Indonesia.
                  Ini didahului dengan sidang MPRS 12 Maret 1967,         lebih dikenal dengan
                  tatkala Soeharto naik menggantikan Soekarno.            nama Dwifungsi ABRI.
                  Hal  itu  seakan-akan  merupakan  kemenangan
                  militer atas politisi sipil kala itu. Soeharto dengan
                  dukungan militer kemudian mempersiapkan un-
                  dang-undang pemilu yang sesuai, memusatkan
                  dan  memperkokoh  kepemimpinan  yang  ada,
                  meletakkan partai politik di bawah kontrol yang ketat, serta mempersi-
                  apkan dan mematangkan Golkar (Golongan Karya) guna menjadi ken-
                  daraan politik untuk memenangkan pemilu.


                  Hasilnya tentu saja signifikan. Pada Pemilihan Umum 1971, misalnya,
                  dan kemudian berlanjut pada pemilu-pemilu berikutnya, Golkar yang
                  didukung  militer  dan  kalangan  birokrat  selalu  berhasil  menang  dan
                  meraup lebih dari 50 persen suara di setiap perhelatan.

                  Kemenangan-kemenangan tersebut tentunya menegaskan dominasi mi-
                  liter di dunia perpolitikan di Indonesia. Hal ini juga membawa pengaruh
                  signifikan bagi konsep politik di Indonesia, ketika ABRI atau militer pada
                  masa itu juga merupakan kekuatan politik yang perlu diperhitungkan.


                  Akhirnya,  setelah  melakukan  pengkajian  mendalam  selama
                  kurang-lebih  lima  bulan  semenjak  lengsernya  Soeharto  dari  tampuk





                    dpr.go.id                                                                              241
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253