Page 250 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 250

DINAMIKA DAN PERANAN DPR-RI DALAM MEMPERBAIKI
                                                                                  KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI (1998-2018)





                  Masa reformasi tidak dapat dimungkiri merupakan saat Indonesia me-
                  mulai  suatu  masa  yang  baru.  Masa  di  mana  terjadi  suatu  perubahan
                  yang secara langsung dapat dirasakan dan dilihat secara jelas kala itu.
                  Tak terkecuali pula dalam konteks pemilu pertama pada masa reformasi.


                  Pemilihan  umum  kali  ini  dianggap  sebagai  tolok  ukur  keberhasilan
                  pembaruan  reformasi  di  Indonesia.  Apalagi  sebelumnya  terus  terke-
                  kang akibat tekanan-tekanan dan peraturan Orde Baru. Di mana saat
                  itu  penyaluran  politik  untuk  menjadi  wakil  di  parlemen  hanya  diper-
                  bolehkan melalui tiga partai resmi yang menjadi
                  peserta pemilu, yakni Golkar, Partai Demokrasi
                  Indonesia (PDI), serta Partai Persatuan Pemba-
                  ngunan (PPP).
                                                                         Dalam waktu singkat,

                  KPU mengakomodasi gelora dan semangat ber-             muncul ratusan (kurang
                  politik pada masa reformasi ini dengan mener-
                  bitkan  Keputusan  KPU  Nomor  63  Tahun  1999         lebih 141) partai politik
                  tentang Jumlah Tempat Pemungutan Suara dan             yang ingin menjadi
                  Perkiraan Jumlah Pemilih dalam Penyelenggara-
                  an Pemilihan Umum 1999, yang disahkan pada             kontestan dalam
                  4 Mei 1999.                                            pemilu yang bebas


                  Total,  ada  250  ribu  tempat  pemungutan  sua-       setelah pemilu pertama
                  ra yang akan menjadi sarana dari kurang-lebih          Indonesia pada 1955.
                  130 juta penduduk Indonesia yang ingin menya-
                  lurkan  aspirasi  politiknya  dalam  gelaran  pesta
                  demokrasi  pada  masa  reformasi  tersebut.  Tak
                  pelak, peraturan populis tersebut membuat an-
                  tusiasme publik menjadi begitu tinggi. Hal ini juga dapat terlihat seca-
                  ra nyata dalam euforia sosial-politik yang begitu membuncah. Dalam
                  waktu  singkat,  muncul  ratusan  (kurang  lebih  141)  partai  politik  yang
                  ingin menjadi kontestan dalam pemilu itu. Pemilu yang bebas setelah
                  pemilu pertama Indonesia pada 1955.

                  Namun,  kiprah  partai-partai  tersebut  pada  akhirnya  berakhir  kurang
                  baik. Mereka kalah ketika berhadapan dengan beberapa hal, seperti
                  infrastruktur politik dan koneksi yang sudah lama terjalin dan menga-
                  kar. Hal ini dapat terlihat pada kontestan partai yang sudah ada pada
                  masa pemerintahan sebelumnya, yakni pada masa Orde Baru, seper-
                  ti  Golkar,  PPP,  dan  PDI--kemudian  pecah  menjadi  Partai  Demokrasi
                  Indonesia  Perjuangan  (PDIP)--yang  masih  mendapatkan  suara
                  banyak, bahkan terbanyak.





                    dpr.go.id                                                                              243
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255