Page 253 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 253

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





           DPR RI 1999-2004:

           KIPRAH DAN UPAYA MENGAWAL

           KEHIDUPAN BERDEMOKRASI




           Pemilu  1999  adalah  yang  paling  demokratis  setelah  Pemilu  1955.  Beberapa
           indikatornya adalah banyaknya partai peserta pemilu, antusiasme masyarakat

           menyalurkan hak pilih, dan hasilnya yang terbilang kompetitif di mana tak ada

           satu pun partai yang menang lebih dari 50 persen.










                                      PELAKSANAAN Pemilu 1999 tidak hanya memperlihatkan format
                                      sistem kepartaian tetapi juga menjadi salah satu kondisi yang me -
                                      menuhi prasyarat demokrasi. Pertama, adanya akuntabilitas di mana
                                      wakil  rakyat  yang  dipilih  harus  dapat  mempertanggungjawabkan
                                      kepada pemilihnya. Kedua, adanya rotasi kekuasaan di mana keku -
                                      asaan tidak hanya dimonopoli oleh satu kelompok tertentu dalam
                                      waktu  yang  lama.  Ketiga,  adanya  rekrutmen  politik  yang  terbuka.
                                      Keempat, adanya pemilu yang demokratis dan kompetitif. Dan ke -
                                      lima, adanya jaminan bagi masyarakat untuk menikmati hak dasar
                                      seperti kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, dan kebe -
                                      basan pers.


                                      Setelah  Pemilu  1999  terselenggara,  pada  1  sampai  21  Oktober  1999
                                      diadakan  Sidang  Umum  MPR  hasil  pemilu  tersebut.  Pelantikan  700
                                      anggota DPR/MPR periode 1999-2004 dilakukan pada 1 Oktober 1999.
                                      Amien Rais dari Partai Amanat Nasional dan Akbar Tanjung dari Partai
                                      Golkar terpilih sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR melalui mekanisme
                                      pemungutan suara atau voting. Sidang Umum MPR juga menghadir-
                                      kan pidato pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie pada 14 Oktober
                                      1999.


                                      Sebanyak 11 fraksi menyampaikan pandangan umum terhadap pida-
                                      to pertanggungjawaban Habibie, dan empat fraksi dengan tegas me-
                                      nolak.  Sedangkan  tujuh  fraksi  tidak  dengan  tegas  menolak  dan  ha-
                                      nya memberikan sejumlah catatan serta pertanyaan balik. Sebagian




           246
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258