Page 58 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 58

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  Lama  jabatan  anggota  Chuo  Sangi-In  adalah  satu  tahun,  tetapi  bila
                  diangkat seorang anggota baru untuk mengisi jabatan yang kosong,
                  lama jabatannya adalah sama dengan sisa masa jabatan anggota yang
                  digantikannya.


                  Di antara anggota yang diangkat maupun yang
                  ditunjuk  untuk  mewakili  daerah,  terdapat  21
                  orang dari golongan nasionalis. Hal ini menun-         Berdasarkan Sidang
                  jukkan bahwa kedudukan kaum nasionalis lebih
                  baik  jika  dibandingkan  dengan  kedudukannya         Istimewa ke-85
                  dalam Volksraad pada masa sebelumnya. Sela-            Parlemen Jepang
                  in itu, dari golongan Islam terdapat enam orang
                  yang terpilih, sementara dari golongan pangreh         di Tokyo, pada 7
                  praja, yang sesungguhnya tidak akan diikutser-         September 1944,
                  takan,  ternyata  terdapat  nama-nama  anggo-
                  ta sebanyak delapan orang. Lalu, terdapat tiga         dinyatakan oleh
                  orang non-Indonesia (Cina).                            Perdana Menteri Koiso

                  Setelah  satu  tahun  masa  keanggotaan  Chuo          kepada seluruh dunia
                  Sangi-In, pada 5 September 1944 dikeluarkanlah         bahwa Hindia Timur
                  Osamu Seirei No. 36 tentang tindakan istimewa
                  terhadap  lamanya  masa  jabatan  keanggotaan          (Indonesia) akan
                  Chuo  Sangi-In,  serta  Shu  dan  Tokubetsu-shi,       diberi kemerdekaan
                  yaitu lamanya jabatan dilanjutkan atau diperpan-
                  jang selama satu tahun, terhitung mulai Oktober        di kemudian hari.
                  1944. Peraturan ini berlaku sejak diumumkannya         Pernyataan ini
                  pada 5 September 1944.
                                                                         kemudian dikenal

                  Situasi  perang  yang  semakin  memburuk  bagi         sebagai “Janji Koiso”.
                  kedudukan  Jepang  mengharuskan  Jepang
                  mengambil  tindakan  guna  mempertahankan
                  pengaruhnya  di  antara  penduduk  Indonesia.
                  Berdasarkan  Sidang  Istimewa  ke-85  Parlemen
                  Jepang di Tokyo, pada 7 September 1944, dinya-
                  takan oleh Perdana Menteri Koiso kepada seluruh dunia bahwa Hindia
                  Timur (Indonesia) akan diberi kemerdekaan di kemudian hari. Pernya-
                  taan ini kemudian dikenal sebagai “Janji Koiso” .


                  Pada  saat  Soekarno  berpidato  setelah  dipilih  menjadi  ketua  Chuo
                  Sangi-In, terlihat bahwa apa yang ia sampaikan di hadapan para ang-
                  gota Chuo Sangi-In lainnya adalah bentuk kepercayaan dan optimis-
                  me terhadap janji dari pemerintah Jepang yang direpresentasikan oleh





                    dpr.go.id                                                                                51
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63