Page 60 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 60

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  konsekuensi-konsekuensi yang jauh jangkauannya. Tetapi, itu terjadi-
                  nya dapat dikatakan terlambat bagi Jepang, yaitu pada masa sesudah
                  diumumkannya “janji kemerdekaan” .


                  Pengawasan  Pemerintah  Pendudukan  Militer  Jepang  pun  tidak  di-
                  perketat karena pemberontakan itu. Bahkan pada akhirnya mereka
                  mulai  memperlunak  pegangannya  terha-
                  dap  kehidupan  politik  Indonesia.  Sebagai
                  contoh, dalam sidang Chuo Sangi-In yang
                  ketujuh,  pada  Februari  1945,  para  anggo-
                  ta mulai melontarkan kritik-kritik terhadap
                  pemerintah.


                  Segala  sesuatunya  berjalan  cukup  cepat
                  bagi Jepang. Hal itu menyebabkan impian
                  mereka  untuk  mewujudkan  “Lingkungan
                  Kemakmuran  Bersama  Asia  Timur  Raya”
                  lambat-laun  mulai  menghilang.  Pada  1
                  Maret  1945,  Saiko  Shikikan  mengumum-
                  kan pembentukan Badan Penyelidik Usaha
                  Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUP-
                  KI). Setelah terjadi berbagai perubahan le-
                  bih lanjut, akhirnya Panglima Tentara Wila-
                  yah Ketujuh yang dipimpin Jenderal Itagaki
                  Seishiro  di  Singapura  mengizinkan  pem-
                  bentukan Badan Penyelidik


                  Usaha  Persiapan  Kemerdekaan  Indone-
                  sia (BPUPKI) pada 28 Mei 1945. Badan ini
                  terdiri dari ketua, wakil ketua, dan 60 ang-
                  gota, termasuk empat orang dari golongan
                  Cina dan Arab, serta seorang dari golongan
                  Indo-Belanda.                                                            Upacara di Volksraad pada tahun
                                                                                            1936 dalam rangka menyambut
                                                                                           Gubernur Jenderal yang baru, van
                  Selain itu, terdapat tujuh orang Jepang sebagai anggota istimewa un-         Starkenborgh Stachouwer.
                  tuk menghadiri setiap sidang, tetapi mereka tidak mempunyai hak suara.   (Sumber: Soerabaijasch handelsblad,
                  Perlu diketahui pula bahwa hampir setengah dari anggota Chuo Sangi-In             18 September 1936)
                  turut menjadi anggota badan ini. Dalam upacara pembukaan badan ini
                  pada 28 Mei 1945, bertempat di Gedung Chuo Sangi-In, dilakukan pe-
                  ngibaran bendera Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo, yang kemudian
                  disusul dengan pengibaran bendera Sang Merah Putih oleh Toyohido
                  Masuda.





                    dpr.go.id                                                                               53
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65