Page 94 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 94

UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA
                                                                                                         (1950-1960)





                  untuk meminta keterangan dari pemerintah), hak bertanya dan hak ang-
                  ket (enquête, hak untuk memeriksa hal-hal yang menyangkut kepenting-
                  an umum).


                  Konferensi Meja Bundar berlangsung sejak 23 Agustus dan berakhir se-
                  cara resmi pada 2 November 1949. Naskah kesepakatan KMB kemudian
                  dibawa oleh ketiga delegasi yang nantinya diserahkan ke DPR atau par-
                  lemen negaranya masing-masing untuk disahkan atau diratifikasi. Ma-
                  sing-masing  DPR  atau  parlemen  hanya  diminta
                  persetujuannya atau penolakannya terhadap ha-
                  sil KMB tersebut. Hal itu dapat dimengerti karena
                  KMB menetapkan pula bahwa pelaksanaan pe-              Pengesahan
                  nyerahan kedaulatan selambat-lambatnya sudah
                  dilakukan  sebelum  30  Desember  1949,  sehing-       kesepakatan KMB di
                  ga  ada  semacam  fait  accompli  yang  membuat        negara bagian yang
                  para anggota DPR atau parlemen, terutama DPR
                  atau  parlemen  “BFO”  dan  “RI”,  untuk  tidak  ber-  tergabung dalam BFO
                  lama-lama memikirkan dan mempertimbangkan              berjalan relatif lancar.
                  hasil kesepakatan KMB tersebut.
                                                                         Sampai awal Desember

                  Dalam  situasi  politik  seperti  itu  masing-masing   1949, semua negara
                  DPR atau parlemen dari pemerintah terkait mulai
                  menyelenggarakan sidang untuk membicarakan             bagian sudah menerima
                  diterima  atau  tidak  hasil  kesepakatan  KMB  itu.   hasil kesepakatan KMB.
                  Pengesahan kesepakatan KMB di negara bagian
                  yang tergabung dalam BFO berjalan relatif lancar.
                  Sampai awal Desember 1949, semua negara ba-
                  gian sudah menerima hasil kesepakatan KMB.


                  Sementara itu, KNIP negara Indonesia-Yogya justru baru bersidang pada
                  awal Desember, tepatnya pada 6 sampai 15 Desember 1949. Persidang-
                  an diselenggarakan di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta. Sidang ini dapat
                  dikatakan sebagai masa persidangan terakhir KNIP. Salah satu acaranya
                  adalah membicarakan hasil KMB yang telah disepakati oleh kedua dele-
                  gasi Republik Indonesia, BFO, dan Kerajaan Belanda. Berbeda dengan di
                  wilayah negara-negara bagian yang tergabung dalam BFO, proses pene-
                  rimaan hasil kesepakatan KMB itu berjalan relatif alot.


                  Dari  persidangan  itu,  226  anggota  setuju,  62  menolak,  dan  31  blanko
                  alias walk out (meninggalkan sidang). Salah satu partai yang menolak
                  hasil KMB itu adalah Partai Sosialis Indonesia (PSI) pimpinan St. Syahrir.
                  Dengan  komposisi  itu  KNIP  menyetujui  untuk  meratifikasi  hasil  KMB.





                    dpr.go.id                                                                               87
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99