Page 92 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 92

UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA
                                                                                                         (1950-1960)





                  Pada 13 Februari 1949 Wakil Presiden Moh. Hatta secara resmi menya-
                  takan bahwa pihak RI bersedia berunding dengan syarat pemerintah RI
                  dikembalikan ke Yogyakarta dan pasukan Belanda ditarik mundur dari
                  wilayah RI sesuai dengan resolusi PBB. Secara resmi pihak Majelis Per-
                  musyawaratan Federal/Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) men-
                  dukung pernyataan resmi Indonesia.


                  Karena itu, pada 26 Februari 1949 pihak Belanda
                  mengumumkan  rencananya  untuk  menyeleng-
                  garakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
                  Haag, seperti yang diminta oleh DK PBB. Topik          Sebagai suatu negara
                  utama  yang  akan  dibahas  dalam  konferensi  itu
                  adalah “penyerahan” kedaulatan kepada Republik         modern sudah barang
                  Indonesia  Serikat  (RIS)  serta  pembentukan  Uni     tentu harus mempunyai
                  Indonesia Belanda.
                                                                         undang-undang

                  Pelaksanaan KMB harus mengakhiri semua per-            dasar yang memuat
                  masalahan yang ada, yaitu pertikaian dan perten-
                  tangan  dalam  masalah  sosial,  politik,  ekonomi,    ketentuan-ketentuan
                  dan  kebudayaan.  Karena  itu,  melalui  KMB,  Be-     yang menunjukkan
                  landa harus mengakui (versi Belanda: menyerah-
                  kan) kedaulatannya atas wilayah Indonesia (Hin-        bentuk pemerintahan,
                  dia-Belanda) kepada Republik Indonesia Serikat.        sistem pemerintahan,
                  Artinya, tidak ada masa peralihan kedaulatan se-
                  perti dalam Perjanjian Linggarjati maupun Ren-         dan lainnya.
                  ville, yang notabene selalu kandas dalam pelak-
                  sanaannya.


                  Karena tujuan konferensi itu untuk mengakhiri
                  pertikaian dengan semua permasalahannya, sebelum KMB diseleng-
                  garakan, organ-organ yang akan menjadi kelengkapan RIS juga di-
                  persiapkan, termasuk menyusun Undang-Undang Dasar (Sementara)
                  RIS. Sebab, sebagai suatu negara modern sudah barang tentu harus
                  mempunyai undang-undang dasar yang memuat ketentuan-ketentu-
                  an  yang  menunjukkan  bentuk  pemerintahan,  sistem  pemerintahan,
                  dan lainnya.


                  Berdasarkan “konsep” konstitusi ini, RIS akan mempunyai enam organ,
                  yaitu Presiden, menteri-menteri, Senat, Badan Perwakilan Rakyat, Dewan
                  Agung  Indonesia,  dan  Dewan  Hisab  Umum  (Algemene  Rekenkamer).
                  Presiden untuk pertama kalinya dipilih oleh para wakil pemerintah dan
                  badan-badan pemerintah daerah bagian. Selaras dengan itu, presiden





                    dpr.go.id                                                                               85
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97