Page 23 - MAJALAH 101
P. 23

Yasonna mengaku, dirinya dan fraksinya menginginkan  nomor 3.Di tahun 2009 tetap jadi nomor 3.Kursi kita
            biaya politik dalam kampanye diatur dalam UU tersendiri.  menurun terus. Golkar juga begitu, naik turun.”
            Menghadapi persaingan ketat itu membutuhkan biaya
            yang  tidak  sedikit.“Mencegah  ongkos  yang  besar   Demokrat, lanjut Yasonna, sebelumnya partai kecil.
            sebenarnya ada keinginan kita sebelumnya, walaupun  Lalu, melejit menjadi partai terbesar. Sekali lagi memang
            tidak berhasil.Sebetulnya dengan memperkecil daerah  tidak ada jaminan dengan penerapan PT itu partai besar
            pemilihan,sehingga bidang luasan daerah yang mau  akan lenggeng dan partai kecil akan tersingkir. “Tidak
            kita kuasai atau kita konsolidasikan untuk merebut  ada jaminan sama sekali,” tandas Yasonna lagi. Sekarang
            suara menjadi lebih kecil. Dan tentunya biaya juga akan  ini bagaimana, rakyat dididik agar mengetahui rekam
            menjadi lebih kecil.”                              jejak partai politik ataupara caleg yang segera akan
                                                               bertarung dalam Pemilu 2014.
              Secara teknis, misalnya, pembatasan kampanye oleh
            parpol maupun individu caleg itu perlu
            diatur atau dibatasi.Dalam pertemuan
            dengan KPU, sebenarnya sudah pernah
            disampaikan.“Kita  berharap  mereka
            mengatur biaya yang dikeluarkan.”Baliho­
            baliho harus diatur dan ditertibkan.Satu
            caleg hanya boleh memasang baliho
            kecil saja.Brosur­brosur pribadi mungkin
            lebih efektif menekan biaya kampanye.

              Kampanye akbar, menurut Yasonna,
            perlu  dibatasi.  Memperkenalkan
            track  record  seorang  calon  lebih
            penting.Datang  dan  terjun  langsung
            ke  masyarakat  menjadi  momentum
            berharga dalam setiap kampanye. Jadi,
            pembatasan kampanye yang berlebihan
            itu perlu untuk menekan ongkos politik
            dalam setiap penyelenggaraan Pemilu.

              Sistem Pemilu

              Dahulu  kita  mengenal  electoral
            threshold(ET).Partai­partai yang tidak
            memenuhi ET waktu itu tidak boleh ikut
            Pemilu selanjutnya. Ternyata, partai­
            partai yang tidak lolos ET berganti nama
            dan  mendaftar  lagi  ke  KPU  dengan
            susunan pengurus yang sama. Seperti PK jadi PKS.Partai   “Jadi,  biarlah rakyat  yang  menentukan,  menjadi
            Bulan Bintang jadi Partai Bintang Bulan.           juri, dan yang memberikan vonis kepada parpol.Jika
                                                               parpol tidak perform, apakah Demokrat, PDIP, Golkar,
              “Parlementary threshold (PT) adalah satu ambang  dan parpol yang ada di parlemen sekarang,maka tidak
            batas yang harus dicapai satu partai politik tertentu  dipercaya masyarakat secara cukup.Itu terserah rakyat
            untuk dapat diikutkan pada perhitungan kursi di DPR.  pada pemilu mendatang.Dan itulah tugas dari parpol
            Dan ini sekarang sudah berlaku di tingkat provinsi dan  sekarang untuk menjadi cambuk agar bekerja sesuai
            kabupaten/kota,” jelas Yasonna.Besaran angka PT ini  dengan kepentingan masyarakat.”
            selalu dinilai miring sebagai melanggengkan kekuasaan
            partai­partai besar.Menurut Yasonna, tidak ada jaminan,   Pilpres
            baik bagi partai besar atau partai yang belum besar
            untuk bisa meraih besaran PT tersebut.               Walaupun UU Pilpres masih dalam pembahasan DPR,
                                                               tapi keinginan untuk memperketat pencalonan terus
              Semuanya kembali kepada partai­partai tersebut  mengemuka.Syarat yang diajukan dalam pembahasan
            dalam menyusun konsep dan strategi kampanye.“Itu  UU ini hampir sama dengan Pemilu sebelumnya, yaitu
            semua tergantung rakyat.Bahwa ada parpol yang sudah  20%kursi di DPR. Kita masih menunggu perkembangan
            kuat jaringannya, ya pasti.Tetapi apakah dia dijamin  hingga akhir pengesahan UU ini.Namun, ada pula fraksi
            akan selalu dipilih rakyat? Contohnya, kita di PDIP tahun  yang mengusulkan agar syarat pencalonan presiden dan
            1999, pemenang besar.Tahun 2004 mundur lagi jadi  wakil presiden cukup dengan meraih PT dalam Pemilu.


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28