Page 47 - MAJALAH 65
P. 47
PROFIL
Wajar saja karena sejak awal tatkala ia
lulus sarjana psikologi UI pada 1988,
yang terngiang di pikirannya justru
ingin berdakwah. Tawaran gaji besar
dari perusahaan semen terbesar di
Padang, misalnya, ditampiknya.
Keyakinannya untuk terus berdakwah
itu, bila dilandasi dengan niat demi
menggapai Islam kaffah akan menjadi
besar. Saat itu, semangatnya yang
tinggi bersama teman-temannya telah
mendorong Irwan untuk membangun
lembaga pendidikan Adzkia (yang
artinya kecerdasan) untuk dakwah
pendidikan, serta Yayasan Al-Madani
untuk mengurusi dakwah sosial.
Hidup Irwan kemudian dipenuhi
warna-warni Adzkia.
Di saat Adzkia mulai menapak
maju di kota Padang, Irwan tahun
1995 justru terdampar ke negeri jiran
Malaysia untuk melanjutkan
pendidikan S-2. Awalnya, banyak
universitas yang menolak mengingat
IP-nya rendah 2,02 sebelum akhirnya
Universitas Putra Malaysia (UPM) di
Serdang, Kuala Lumpur mau
menampung dengan status percobaan
satu semester. Namun Irwan malah
menantang Prof. Hasyim Hamzah,
Pembantu Rektor UPM dirinya bisa
menyelesaikan studi tiga semester
atau satu setengah tahun dari waktu
normal enam semester atau tiga
tahun.
Tantangan itu terbukti dan
memberinya hak menyandang gelar
Msc bidang Human Resources
Development. Kuliah S-3 pun di
kampus sama dicapainya dengan
gemilang. Irwan lulus S-2 dan S-3
bidang Training Management kali ini
dengan nilai A semua, kecuali mata
kuliah mengenai hukum perempuan.
Itupun hanya akibat berbeda
pendapat dengan sang dosen.
Irwan berpandangan, kondisi
pendidikan saat ini menuntut guru
agar menjadi salah satu faktor
penentu meningkatnya mutu
pendidikan. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sangat
ditentukan oleh sejauh mana
kesiapan guru dalam mempersiapkan Di sinilah guru dituntut memiliki tidak hanya dituntut mampu
peserta didiknya melalui kegiatan kualitas ketika menyajikan bahan melakukan transformasi seperangkat
belajar-mengajar. pengajaran kepada subjek didik. Ia ilmu pengetahuan (cognitive domain)
PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 65 47