Page 61 - MAJALAH 65
P. 61

KUNJUNGAN KERJA


         prosedur. Hal tersebut ditegaskan  Munawir (F-PKS) mengatakan,     Kabupaten Probolinggo, Komisi VII
         Ketua Tim Kunker Komisi VII DPR ke  pengolahan lingkungan perlu studi yang  melihat proyek tersebut baru sampai
         Provinsi Jawa Timur Sutan Bhatoegana  terintegrasi.                tahap konstruksi.  Pembangunan
         (F-PD) ketika melakukan pertemuan    Sementara itu, Soeharso Monoarfa  pembangkit baru itu dilakukan di atas
         dengan Bupati Banyuwangi di kantor  (F-PPP) mengungkapkan, IPAL    lahan sekitar 30 hektar di kawasan
         Bupati.                           terpadu bisa menjadi sumber      pantai Kabupaten Probolinggo yang
            “Kalau Pemda mau membenahi kita  pendapatan asli daerah (PAD) ke  masih terletak di komplek PLTU Paiton.
         tunggu saja, tetapi kalau menyerah ya  depan dengan cara pembangunan  Menurut Project Manager PLTU
         terpaksa ditutup dahulu tempat itu,”  gorong-gorong yang dilaksanakan oleh  Paiton 9 Affianto Hapsoro, PLTU
         tegas Sutan.                      perusahaan daerah yang kemudian  Paiton ditargetkan selesai Maret 2010.
            Sutan menambahkan, pabrik di   disewakan kepada pihak swasta.   Unit ini rencananya akan memasok 660
         daerah Muncar harus berupaya untuk   Dalam penjelasannya kepada    mega watt ke sistem Jawa-Bali. Volume
         membeli peralatan instalasi pengolahan  Komisi VII DPR, Sekretaris Daerah  pasokan ini merupakan bagian dari
                                                                            program penambahan daya listrik
                                                                            secara nasional sebesar 10.000 mega
                                                                            watt.
                                                                            Selain PLTU Paiton Unit 9,
                                                                            pembangunan pembangkit listrik juga
                                                                            dilaksanakan di sejumlah daerah. Di
                                                                            Jawa Barat antara lain di Suralaya,
                                                                            Inderamayu, dan Pelabuhan Ratu.
                                                                            Adapun di Jawa Tengah antara lain di
                                                                            Rembang dan  Cilacap. Sementara di
                                                                            Jawa Timur antara lain di Probolinggo,
                                                                            Pacitan, dan Tuban.
                                                                            “Kami mohon kepada pemerintah
                                                                            daerah dan pemerintah pusat untuk
                                                                            memberikan kemudahan dalam proses
                                                                            berbagai perizinan agar pembangunan
                                                                            sesuai target,” kata Affianto.
                                                                            Dalam kesempatan tersebut Pimpinan
                                                                            Tim Kunker Sutan Bhatoegana
                                                                            mengharapkan  perlunya payung
                                                                            hukum untuk mengatur tata niaga batu
                                                                            bara. “Selama ini, pengusaha batu bara
                                                                            lebih suka menjual batu bara ke luar
         air limbah (IPAL).                Banyuwangi Sukardi mengakui      negeri karena harganya lebih tinggi.
            Sutan juga meminta agar para   penyebab   banyaknya    terjadi  Akibatnya, pasokan dalam negeri
         pengusaha yang beroperasi di daerah  pencemaran di daerah Muncar adalah  terutama untuk unit-unit pembangkit
         Muncar tidak tinggal diam melihat  akibat dari lemahnya fungsi kontrol  listrik rawan krisis pasokan,” papar
         ligkungan yang tercemar limbah akibat  untuk monitoring, evaluasi dan sistem  Sutan.
         beroperasinya pabrik mereka. “Masalah  pengendalian terhadap penyimpangan  Komisi VII DPR-RI akan
         limbah harus menjadi perhatian serius  pemanfaatan ruang sesuai dengan  mendorong pemerintah pusat
         dari para pengusaha, pencemaran air,  peruntukan lahan.            membuat payung hukum untuk
         udara, suara, dan tanah tidak boleh  Selain itu, kurangnya pemahaman  mengatur pengendalian volume ekspor
         dianggap remeh,” ujarnya.         tentang arti penting manfaat penataan  batu bara. Konkretnya, Komisi VII akan
            Jika selama ini banyak penduduk  ruang dan pengendalian lingkungan  mengusulkan agar penjualan batu bara
         yang mengolah limbah ikan menjadi  hidup, serta lemahnya penegakan  diprioritaskan untuk kepentingan dalam
         minyak ikan seperti dituturkan kepala  hukum terhadap pelaku pelanggaran  negeri atau domestic market obligation.
         desa Muncar, maka Sutan berharap  juga diakui sebagai penyebab masih  Dengan demikian, target penambahan
         limbah yang dikeluarkan oleh pabrik  sering terjadi pencemaran di daerah  listrik sebesar 10.000 mega watt sampai
         dikelola menjadi bersih dan masyarakat  Muncar.                    akhir 2009, bisa benar-benar
         sekitar lebih dilibatkan dalam                                     terlaksana. (sw,da)
         pengolahannya.                    Pembangunan Konstruksi
            Senada dengan Sutan Bhatoegana,  Dalam kunjungannya ke proyek
         Anggota Komisi VII DPR Wahyuddin  pembangunan PLTU Paiton Unit 9 di


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 65  61
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66