Page 24 - MAJALAH 148
P. 24

ANGGARAN


            penetapan pertumbuhan ekonomi
            yang ditargetkan pemerintah, yakni
            sebesar 6,1 persen, dinilai terlalu
            ambisius. Menurutnya, selama ini,
            pidato   pemerintah  menyangkut
            pertumbuhan    ekonomi   sangat
            menjemukkan, karena kerap meleset
            jauh dari target.
               “Rakyat sudah bosan dengan
            pidato-pidato terkait pertumbuhan
            ekonomi. Bagi rakyat, tidak soal
            berapapun pertumbuhan ekonomi.
            Yang  terpenting adalah apakah
            pertumbuhan itu bisa membebaskan
            rakyat dari jeratan pengangguran,
            kemiskinan,  dan    ketimpangan.                                                                 Foto: Azka/iw
            Pertumbuhan    ekonomi    harus                    Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan
            berkualitas,” tegas Heri.
               Baginya,  proposal  pertumbuhan   yang berada di level 34 persen, adalah
            ekonomi  yang  diajukan  sebesar  itu   salah satu cara untuk menopang   Rakyat sudah bosan
            akan   menimbulkan   pertanyaan,  kebutuhan investasi. “Tapi, yang   dengan pidato-pidato
            apakah berkualitas atau justru kembali   diperlukan sekarang adalah bukan
            tersungkur. “Dari data tahun 2015,   sekedar angka-angka di kertas, tapi   terkait pertumbuhan
            ekonomi nasional hanya tumbuh 4,7   eksekusi yang  konkret.  Selanjutnya   ekonomi. Bagi rakyat,
            persen, tahun 2016 5 persen dan tahun   adalah  pemecahan  atas  masalah   tidak soal berapapun
            2017 diprediksi mencapai 5,2 persen.   investasi harus sungguh-sungguh
            Sayangnya, pertumbuhan itu kurang   seperti penyederhaan izin dan fasilitasi   pertumbuhan ekonomi.
            berkontribusi besar terhadap persoalan   penyelesaian  permasalahan  yang  Yang terpenting adalah
            bangsa, yaitu pengangguran yang   dihadapi investor,” tandasnya.     apakah pertumbuhan
            cenderung  meningkat,  kemiskinan   Pemerintah pusat, sambungnya,
            makin dalam, dan ketimpangan yang   harus  mendorong  pertumbuhan   itu bisa membebaskan
            makin menganga,” paparnya.        ekonomi di daerah-daerah koordinasi   rakyat dari jeratan
               Politisi Gerindra ini menyerukan,   dan sinergi yang baik antara pusat dan   pengangguran,
            Menkeu     harus   menghadirkan   daerah harus terbangun dengan baik.
            ekonomi yang tidak saja tumbuh    Masih banyak daerah-daerah yang       kemiskinan, dan
            tinggi, tapi juga bisa berkontribusi   belum mengadopsi langkah-langkah   ketimpangan.
            bagi masalah bangsa. Misalnya,    debirokratisasi di pusat. Selain itu,   Pertumbuhan ekonomi
            seberapa besar dampak pertumbuhan   masalah konektivitas infrastruktur
            tersebut  terhadap  pengangguran,  dan mahalnya biaya logistik harus   harus berkualitas
            kemiskinan, dan ketimpangan.  Selain   tetap menjadi  perhatian  utama dari
            itu,  pemerintah  juga  harus  realistis   pemerintah.
            mematok pertumbuhan ekonomi.        “Sebuah pertumbuhan ekonomi    Fokus Pada Akselerasi Pertumbuh-
            Sejak krisis 1998, belum ada capaian   yang berkualitas harus ditopang oleh   an Ekonomi Berkeadilan
            ekonomi yang berkualitas dan sesuai   postur APBN yang kredibel. Jangan   Menteri Keuangan Sri Mulyani
            dengan tugas konstitusionalnya.   sampai justru pertumbuhan itu    Indrawati mengatakan, pemerintah
               Demikian juga investasi yang   ditopang oleh utang. Ingat, kita belum   secara bertahap telah menjalankan
            harus mendapat perhatian serius. Saat   lepas dari ancaman defisit fiskal yang   program  pembangunan  nasional
            ini,  rasio  tabungan  terhadap  PDB   semakin tinggi,” tutupnya.   seperti  yang  digariskan  dalam


            24  | PARLEMENTARIA n Edisi : 148 TH. XLVII 2017
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29