Page 55 - MAJALAH 69
P. 55

KUNJUNGAN KERJA


            DPR.                            meningkat setiap tahun dengan    kendala dalam program kehutanan
               Selain hambatan iklim yang   kecepatan lebih tinggi dibandingkan  termasuk Gerhan di NTT bisa
            ekstrem, Marthen juga menyebutkan  dengan usaha perbaikan kondisi lahan  menjadi temuan Komisi IV DPR
            bahwa kendala bidang kehutanan di  terdegradasi. Sampai saat ini luas  yang harus ditindaklanjuti dengan
            NTT adalah masih luasnya lahan  lahan kritis 2, 109 juta ha atau 31,37%  instansi terkait di tingkat pusat. Ia
            kritis dan pencurian serta perburuan  dari luas lahan yang kritis dan lahan  sependapat jika pelaksanaan program-
            satwa liar. Di sisi lain masih  kritis di luar kawasan hutan sebanyak  program disesuaikan dengan rencana
            dilakukannya ladang berpindah   1,447 juta ha atau 68,63% dari luas  yang telah ditetapkan.
            dengan sistem tebas bakar dan   lahan yang kritis.                 Seperti dalam soal penanaman,
                                                                               bisa mencapai 90 persen. “ Tapi
                                                                               bagaimana dengan tingkat
                                                                               keberhasilannya. Makanya meski
                                                                               telah masuk program, tetapi
                                                                               hendaknya jangan dipaksakan,” ia
                                                                               menjelaskan.
                                                                               Makanya dana yang dikucurkan
                                                                               hendaknya sifatnya multi years,
                                                                               bahkan di NTT perlu ada
                                                                               kekhususan. Kalau disamaratakan
                                                                               dengan daerah lain akan berat
                                                                               sebab hujan di NTT hanya 3 bulan
                                                                               sementara musim panasnya samapi
                                                                               8 bulan atau lebih.

                                                                               JADI PERCONTOHAN
                                                                               Tim Kunjungan Kerja (Kunker)
                                                                               Komisi IV DPR yang dipimpin
                                                                               Ketua Komisi IV  DPR Zaenal
                                                                               Arifin   Junaidi   (F-KB)-
                                                                               sebelumnya dipimpin  Mindo
                                                                               Sianipar, didampingi anggota-
            kelembagaan kehutanan tingkat      Berdasarkan luas kawasan hutan  anggota Dra. Sri Harini (FPG), Drs.
            operasional belum kuat.         1,876 juta ha maka terdapat 35% luas  HM Fachri Andi Leluasa (FPG),
               Di lokasi Gerhan dengan      lahan  dalam kawasan hutan yang  Dra. Elviana (FPDIP), Jacobus
            penanaman jambu mete di Kelurahan  mengalami kritis dan 1,213 juta ha  Kamarlo Mayongpadang (FPDIP),
            Belo Kecamatan Maulafa, Kupang  tergolong tidak kritis atau 65% dari  Nuraeni Andi Barung (FPD), Hifnie
            Tim Komisi IV yang dipimpin Syarfi  luasan lahan dalam kawasan hutan.  Syarkawie (FPP), Nurhadi M.
            Hutauruk menyaksikan beberapa      Kepada Komisi IV DPR mereka   Musawir ( FPAN), Masduki
            pohon jambu mete yang tumbuh    mengusulkan perlu pengkajian ulang  Baidlawi (FKB), Tamsil Linrung
            berusia sekitar setahun. Meski  terhadap kawasan hutan guna      (FPKS) dan Rusman HM Ali, SH
            demikian, setiap pagi dan sore hari  terwujudnya kawasan hutan yang  (FPBR), melakukan peninjauan
            harus mendapatkan siraman air   mantap. Selain itu diperlukan peran  langsung ke lokasi Pembudidayaan
            melalui sumur bor yang di lokasi  dunia usaha untuk percepatan   Jati Muna di Kecamatan Pangga,
            proyek Gerhan.                  pembangunan kehutanan dari hulu  Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi
               Menurut     Kepala   Dinas   hingga hilir. Khusus untuk kegiatan  Tenggara.
            Kehutanan jambu mete yang ditanam  Gerhan diharapkan anggarannya   Tim Kunker Komisi IV DPR
            mencakup luas 3.600 ha dengan   turun tepat waktu disesuaikan dengan  sangat tertarik untuk mengunjungi
            jumlah 8,7 juta batang pohon. Proyek  musim hujan.               Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Jati
            tersebut merupakan gabungan tiga   “Musim hujan di NTT mulai     di Konawe  Selatan yang dikelola
            instansi yakni Departemen Pertanian,  Desember hingga Maret, maka  Akalim.  Selama ini yang selalu
            Depkop-UKM dan Departemen       pengucuran anggarannya kalau bisa  ditinjau Tim Kunker Komisi IV DPR
            Kehutanan. Tahun 2005 lalu proyek  sebelum masuk Desember hingga ada  adalah Gerakan Rehabilitasi Lahan
            ini memperoleh anggaran 9 miliar.  waktu bisa mempersiapkan,” kata  dan Hutan (Gerhan) yang berada di
               Di bagian lain, kepada  Tim  Marthen.                         kawasan dan di luar kawasan namun
            Komisi IV dijelaskan bahwa luas    Ketua Tim  Kunker  Syarfi     bukan HTR.
            lahan kritis di NTT cenderung terus  Hutauruk mengatakan, sejumlah  Ia menambahkan, tujuan dari


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 69  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60