Page 56 - MAJALAH 69
P. 56

KUNJUNGAN KERJA


            Gerhan sekarang karena terjadi  prosedur.                          “Alhamdulillah, kalau menurut
            penggundulan hutan dan lain        Menurutnya hal itu semua telah  hitungan saya dari 2-3 tahun yang lalu
            sebagainya, serta sumber air yang  diatur dalam Rancangan Undang-  sampai hari ini yang menanam jati itu
            mengalami degradasi. Untuk      Undang Perlindungan Lahan        kira-kira lebih dari 4 ribu hektar.
            mengatasi hal itu Departemen    Pertanian Pangan Berkelanjutan. Itu  Sedangkan saya sendiri baru 272
            Kehutanan menyediakan pohon-    juga bukan berarti nantinya dengan  hektar,” jelasnya.
            pohon yang kalau di dalam kawasan  adanya undang-undang ini lahan  Di tempat terpisah Gubernur
            itu   ditangani  sendiri  oleh  pertanian tidak boleh dialihfungsikan.  Sultra Nur Alam mengemukakan,
            Departemen Kehutanan, dalam hal    “Boleh, tetapi sekali lagi pertama  mungkin perlu dipikirkan sebelum
            ini adalah Badan Pengelola Daerah  itu untuk kepentingan umum dan  berakhir masa tugasnya memberikan
            Aliran Sungai (BPDAS).          kedua ada prosedurnya.  Tidak    oleh-oleh buat daerah Sultra. Perlu
               “Karena itu Gerhan diutamakan  kemudian          sertamerta   ada semacam lex spesialis kepada
            memang di BPDAS,” jelasnya.     dialihfungsikan,” kata Arifin seraya  gubernur khusus di kawasan-kawasan
               Ia menilai HTR Jati yang     menambahkan sekarang banyak sekali  tertentu yakni kawasan lindung untuk
            dikunjungi Tim Kunker merupakan  orang buat rumah di lahan sawah  kepentingan pelayanan umum supaya
            salah satu yang terbaik.  “Mungkin itu  tidak memakai prosedur apa-apa.  diberikan pengecualian.
            bisa diterapkan di tempat lain. Karena  Sementara itu pengelola pohon  “Mungkin direvisi Undang-
            Akalim mengembangkan ini bukan  jati Akalim menjelaskan, berdasarkan  Undang Kehutanannya atau
            hanya untuk diri sendiri tetapi untuk  pengalaman menanam pohon,  maka  ditambah satu pasal khusus untuk
            masyarakat    sekitar  dengan   yang dirawat dengan kesuburan itu  kepentingan membuka jalan terisolir
            membentuk kelompok tani yang    ada sampai 12 tahun, maksimal 15  supaya itu bisa dilakukan. Sepanjang
            menanam pohon jati ini,” jelasnya.  tahun sudah bisa panen Rp 300  itu tetap menjaga kelestarian
               Lebih lanjut ia mengatakan,  sampai Rp 500 ribu/pohon.        lingkungan dan menghindari
            bahwa ini dapat dijadikan pilot project.  Tapi kalau dijual ke industri maka  terjadinya illegal loging,” kata Nur
            Pilot project  harus dilakukan oleh  bisa Rp 1 juta/pohon. Kalau hanya  Alam.
            dinas atau departemen, kata Arifin  harganya Rp 500 ribu dalam satu  Ia menjelaskan bahwa pihaknya
            seraya menambahkan jadi ini bukan  hektar itu dengan jarak tanam 2x3  telah menyampaikan kepada
            pilot project, mungkin percontohan.  hidup saja 1.500 maka harganya Rp  Departemen Kehutanan bahwa
               “Kalau orang ingin berhasil di  750 ribu, itu kalau kita bagi dengan  jangan dibayangkan jalan yang akan
            bidang ini bisa mencontohnya. Kita  15 tahun berarti bisa Rp 50 juta.  dibuka ini sama dengan kepentingan
            lihat sudah terjadi suatu sinergisme  Kemudian Rp 50 juta kita bagi 12  bisnis atau kepentingan pengusaha-
            yang bagus antara masyarakat dengan  bulan berarti gaji kita sekitar Rp  pengusaha tertentu.  “Tidak ada sama
            dinas.  Terbukti dengan adanya  4.200.000,-/bulan, ujarnya.      sekali”, tegasnya.
            bimbingan dari dinas kehutanan     “Oleh karena itu saya kira saya  Menurutnya hal tersebut hanya
            seperti cara menanamnya, kemudian  bodoh kalau saya tidak menanam  untuk membuka akses saja, dan
            pemangkasan dan lain sebagainya,”  pohon jati,” kata Akalim dihadapan  pemerintah akan bertanggungjawab
            kata Arifin.                    Tim Kunker Komisi IV DPR.        andaikata terjadi illegal loging dan
               “Ini perlu dilanjutkan terus    Menurutnya menanam pohon jati  lain sebagainya.  “Maka kami
            menerus,” tegasnya.             lebih baik daripada menanam      menawarkan supaya membuat pos
               Komisi IV DPR sudah          tanaman lainnya. Ia menjelaskan  bersama, kita dudukkan orang kita
            mengambil keputusan bahwa hutan  bahwa harga pohon jati lebih    tapi jalan itu terbuka.. Ketimbang
            lindung kalau untuk kepentingan  menjanjikan, bahkan hemat tenaga  masyarakat secara diam-diam
            umum itu diperbolehkan tetapi harus  dan biaya.   Keuntungan yang kedua,  membakar hutan. Itu tidak ada yang
            diproses. Ada permintaan dari   lanjut Akalim, kalau pohon jati habis  bisa menahan, tidak ada yang bisa
            masyarakat yang kemudian nanti  ditebang dapat segera tumbuh lagi.  memonitor,” katanya. Ini hendaknya
            diteruskan oleh daerah kepada      Lebih lanjut ia menjelaskan,  dipikirkan,  sehingga untuk lebih
            Menteri Kehutanan dan nanti     penyakitnya    biasanya   pada   respon dan memberikan pelayanan
            Menteri Kehutanan kepada Komisi  pertumbuhan pertama kemudian    kepada masyarakat akan benar-benar
            IV DPR untuk bisa diproses di   tergenang air yang nantinya menjadi  dapat  dilakukan. (iw, mp)
            Komisi IV DPR.                  pembusukan akar. Untuk tidak
               “Jadi Komisi IV DPR sudah    menjadi pembusukan akar itu maka
            memutuskan itu, hutan lindung sama  ada  sekat-sekat  yang  bisa
            sekali tidak boleh disentuh,” jelasnya.  menyalurkan air. Tetapi kalau disini
            Tetapi untuk kepentingan umum   daerahnya agak kemiringan sedikit
            sekali lagi, tegas Arifin, hal itu  sehingga air itu tidak bisa tergenang
            dibolehkan namun tetap melalui  atau kebanjiran.


            56      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 69
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61