Page 17 - MAJALAH 195
P. 17
SUMB ANG SARAN
program food estate ke depan, yaitu: pekerja telah menguasai pengolahan permasalahannya serta teknologi apa
pertama, pemilihan lahan dan trauma pertanian di lahan gambut, serta yang masih kurang. Evaluasi ini penting
permasalahan lingkungan di masa menyiapkan penyuluh yang kompeten dilakukan sebab kedua food estate itu
lalu. Dari pelaksanaan food estate dalam melakukan program ini. akan menjadi acuan di daerah-daerah
sebelumnya, pembukaan lahan baru Tantangan lainnya yakni mengenai lainnya.
yang dilakukan pada program PLG masalah anggaran. Pembangunan Perlu diketahui, proyek food estate
sejuta hektar yang lalu mengakibatkan jaringan irigasi, teknologi, penggunaan ini merupakan tanggapan kontan
banyak permasalahan lingkungan varietas unggul, dan rehabilitasi dari pemerintah atas peringatan
diantaranya: sekitar 400.000 ha hutan lahan menjadi fokus utama yang Organisasi Pangan dan Pangan Sedunia
tropika basah berubah menjadi lahan membutuhkan anggaran besar. (FAO) bahwa pandemi Covid-19
terbuka, berubahnya pola tata air dan Kedepannya dibutuhkan kerjasama akan mengakibatkan krisis pangan
kualitasnya, berkurangnya daya serap investasi dengan pihak swasta agar dunia. Pemerintah juga memasukkan
air akibat penebangan pohon yang pendanaannya tidak membebani APBN. proyek ini sebagai salah satu Program
menyebabkan banjir pada musim Namun, investasi harus diperhatikan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
penghujan dan mudah terbakar pada karena pada program sebelumnya Pemerintah harus belajar dari proyek-
musim kemarau, punahnya beberapa terjadi kesalahan persepsi antara proyek pembangunan food estate
spesies tumbuhan langka dan banyak investor, pemerintah dan masyarakat. terdahulu yang belum memberikan
lagi dampak negatif lainnya (Mawardi, Dimana belum semua investor manfaat signifikan bagi kebutuhan dan
2007). memperoleh izin mengelola lahan serta ketahanan pangan nasional. Pemerintah
Oleh karena itu, pemilihan food masyarakat lokal yang mempertanyakan harus hati-hati karena food estate butuh
estate pada eks pengembangan lahan pengambilan lahan oleh investor swasta pendekatan teknologi yang berbeda,
gambut (PLG) di Kalimantan Tengah yang didominan oleh investor swasta kesiapan infrastruktur yang memadai,
mendapatkan banyak kritikan karena asing sehingga menimbulkan konflik kelayakan lingkungan dan layak dari sisi
dikhawatirkan akan mengulang kembali dan isu politik (Santosa, 2015). ekonomi-finansial.
permasalahan lingkungan yang dampak Selain resiko lingkungan, resiko Demi berjalannya program food
negatifnya masih dirasakan hingga ekonomi dan kesehatan menjadi estate yang mampu menjadi solusi
kini. Belum lagi sebesar 79.500 ha dari tantangan yang juga perlu diperhatikan. atas krisis pasokan pangan di
total 165.000 ha yang akan digunakan Pemerintah mengestimasi dana tengah pandemi, pemerintah perlu
merupakan lahan tidak produktif yang sebesar Rp6 triliun selama 3-4 tahun mengoptimalkan hasil pencapaian
telah ditinggalkan oleh petani pada untuk merealisasikan rencana food pengembangan food estate yang ada
program PLG sebelumnya. Lahan estate, termasuk cetak sawah. Food hingga kini. Selain menyelesaikan
tersebut mengandung bahan sulfidik, estate pada lahan gambut berpotensi pembangunan lahan food estate yang
sehingga timbul senyawa pirit yang mempertajam risiko lingkungan dan belum siap, lahan seluas 30.000 ha
bersifat racun yang harus dicarikan membahayakan kesehatan. Risiko yang sudah siap perlu diupayakan untuk
solusinya agar tidak menimbulkan efek lingkungan bukan hanya dari ekosistem menjadi produktif dan menghasilkan
negatif kedepannya. gambut, tetapi juga ekosistem lainnya, produk pangan yang menambah
Tantangan kedua, sumber daya seperti pembukaan hutan. Peraturan pasokan pangan saat ini.
manusia (SDM) dan konflik dengan Menteri KLHK No. 24/2020 yang Untuk jangka panjang, pemerintah
masyarakat lokal. SDM menjadi hal melegalkan food estate dilakukan dapat memulai melakukan pendekatan
penting yang harus diperhatikan di kawasan hutan lindung juga teknologi, memastikan kesiapan
pemerintah, dimana SDM merupakan menimbulkan risiko lingkungan. infrastruktur dan SDM yang mendukung
salah satu faktor yang menjadi Pemerintah saat ini berupaya optimalnya operasional food estate
alasan gagalnya proyek food estate merampungkan proyek lumbung nantinya sehingga banyaknya anggaran
sebelumnya. Adanya migrasi pendatang pangan di Kalimantan Tengah yang diinvestasikan tidak sia-sia seperti
dalam mendukung aktivitas food dan Sumatera Utara tahun ini. sebelumnya. Selain itu, pemerintah
estate dikhawatirkan menghilangkan Perkembangan terakhir menunjukkan sebaiknya tidak terburu-buru untuk
eksistensi masyarakat setempat pembangunan baru sekitar 18,2 mengimplementasikan food estate ke
karena perbedaan etos kerja dan persen dari total lahan yang disiapkan seluruh Indonesia. Pembangunan food
tingkat pendidikan. Perbedaan ini yang di Kalimantan Tengah. Diharapkan estate perlu studi mendalam mengenai
nantinya dapat memicu konflik diantara nantinya dua proyek food estate dampak lingkungan di masing-masing
masyarakat lokal dan pendatang. Selain yang pengembangannya dimulai area. Tidak semua area di Indonesia
itu, pemerintah harus memperhatikan sejak Oktober 2020 tersebut bisa mudah ditanami varietas tertentu dan
keterampilan para pekerja apakah segera dievaluasi, sehingga diketahui hal ini tidak bisa disamaratakan. l
TH. 2021 EDISI 195 PARLEMENTARIA 17