Page 15 - MAJALAH 93
P. 15
LAPORAN UTAMA
Taufik Effendi :
Banyak Aparatur Negara
Tidak Paham Peranannya
akil Ketua Komisi II DPR
Taufik Effendi pernah me-
Wnulis dalam bukunya yang
berjudul ABC Reformasi Birokrasi,
bahwa untuk mewujudkan Reformasi
Birokrasi tekad sangat diperlukan
dan harus, tetapi itupun masih tidak
cukup”. Ternyata masih diperlukan
perubahan yang mendasar seperti
perubahan mind set dan cultural set
aparat birokrasi di negeri ini.
Kepakarannya pada bidang ini ti-
dak perlu diragukan, sebagai mantan
birokrat karier yang kemudian ber-
muara sebagai orang nomor satu di
Kementrian PAN dan RB pada peri-
ode kepemimpinan SBY yang perta-
ma, tentu dipastikan dia paham lika
liku tantangan Reformasi Birokrasi
yang sudah berjalan lebih dari 13
tahun. Berikut hasil wawancara Parle
dengan Wakil Ketua Komisi II DPR RI
Taufik Effendi.
Wakil Ketua komisi II DPR Taufik Effendi
Bagaimana pendapat bapak, Karena kita hanya tahu tugas pokok, bisa melakukan reformasi birokrasi
mengenai Reformasi Birokrasi kita tahu fungsi, tahu wewenang tapi harus ada sarananya. Ada beberapa
yang dinilai pondasinya belum sedikit sekali dari kita .. masyaAllah UU yang harus kita selesaikan, aturan
kokoh? (sambil berbisik-red) yang tahu pe- main. Bagaimana kita bisa berde-
Iya, saya sendiri yang pernah ranannya. mokrasi kalau aturan main tidak
menyatakan hal ini. Reformasi bi- punya. Tell me the rules I play the
rokrasi pada hakekatnya adalah dua Peranan yang bagaimana? game. How you can play the game if
hal yang mendasar yaitu perubahan Kita selalu berfikir pada tugas you do not know the rules.
mind set dan perubahan cultural set. pokok, fungsi, wewenang terus lang-
Perubahan cara berfikir dan peruba- sung melangkah. Padahal harusnya Bisa nabrak sana sini ya?
han budaya. Kelemahan kita seka- kita paham peranan dulu baru me- Iya. Ini masalah mendasar. Kalau
rang ini adalah kita hanya berfikir langkah. Karena itulah kita suka seka- menteri yang tidak tahu peranannya,
output (hasil yang dicapai) tidak per- li hal-hal yang bersifat normatif, kita ia menjadi menteri-menterian. Ang-
nah berfikir outcome (wujud nyata suka sekali keberhasilan normatif, ja- gota dewan tidak tahu peranannya
dalam perilaku sehari-hari). Kenapa? rang sekali bicara substansial. Untuk dia anggota dewan-dewanan. Suami
16 | PARLEMENTARIA | Edisi 93 TH. XLII, 2012 |