Page 33 - Stabilitas Edisi 214 Tahun 2025
P. 33
berakibat pada turunnya taji perayaan Besarnya porsi konsumsi rumah
hari besar yang biasanya menjadi peak tangga terhadap PDB (pengeluaran)
session bagi pelaku bisnis yang diharapkan menjadikan pergerakan konsumsi rumah
mengerek ekonomi nasional dari sisi tangga memiliki pengaruh terhadap
konsumsi. Lebih lanjut, pasca lebaran pertumbuhan ekonomi. Gambar 2
menjadi momen krusial untuk menjadi menginformasikan pattern pertumbuhan
perhatian semua pelaku ekonomi di ekonomi dan pertumbuhan konsumsi
tengah kondisi domestik dan global yang rumah tangga yang memiliki kemiripan
semakin tidak menentu. tren. Ditinjau dari korelasi sederhana,
korelasi pertumbuhan ekonomi dan
Konsumsi melemah pertumbuhan konsumsi rumah tangga
Kelas menengah sebagai primemover selama 2011-2024 sebesar 0,97. Pada
sisi konsumsi, menurun jumlahnya. posisi kedua, pembentukan modal tetap
Alhasil, konsumsi juga turut melemah bruto (PMTB) memiliki kemiripan tren
yang berdampak pada PDB Indonesia. dengan pertumbuhan ekonomi dengan
Seperti diketahui, produk domestik angka korelasi sebesar 0,92. Kemudian
bruto Indonesia dari sisi pengeluaran ekspor dan pengeluaran pemerintah
masih di dominasi oleh konsumsi. Jika memiliki korelasi dengan pertumbuhan
pelemahan konsumsi terjadi, maka PDB ekonomi masing-masing 0,42 dan 0,13.
akan terpengaruh. Selanjutnya, Badan (Gambar 2)
Pusat Statistik mencatat, jumlah kelas Pelemahan permintaan ini
menengah di Indonesia telah menurun terkonfirmasi dari deflasi yang terjadi
dari 57,3 juta pada tahun 2019 menjadi secara berturut-turut di awal tahun
47,8 juta pada tahun 2024. 2025. Deflasi ini menunjukkan bahwa
Pada tahun 2024, konsumsi rumah masyarakat memiliki daya beli yang
tangga berkontribusi 52,6 persen terhadap lemah, sehingga tidak ada tekanan
PDB pengeluaran. Angka ini lebih sedikit inflasi yang signifikan. Meskipun deflasi
dibandingkan dengan posisi tahun 2011 mungkin tampak seperti kabar baik bagi
erjalanan ekonomi 2025 sebesar 54,5 persen. Meskipun berkurang konsumen, namun pada kenyataannya,
terus menjadi sorotan ketika porsinya, namun angkanya masih hal ini menunjukkan bahwa ekonomi
kondisinya belum juga mayoritas, di atas 50 persen. Penurunan tidak tumbuh dengan baik. Konsumsi
Pmembuat semua pihak tenang. juga terjadi pada kontribusi belanja yang lemah berdampak pada penurunan
Gonjang-ganjing perang dagang global pemerintah yang berkurang dari 8,63 aktivitas ekonomi dan penurunan
masih mengancam, keketatan anggaran persen menjadi 7,4 persen. (Gambar 1) pendapatan perusahaan. Gambar 3
negara masih berlanjut.
Setiap momentum dan setiap Gambar 1. Share Konsumsi Rumah Tangga dan Belanja
kebijakan selalu dianalisis demi Pemerintah di dalam PDB Pengeluaran 2011-2024
memperhitungkan dampak positifnya
pada perekonomian nasional. Salah satu
yang diperhitungkan secara serius adalah
momentum lebaran 2025.
Momentum hari raya terbesar umat
muslim di Indonesia pada tahun ini
diharapkan menjadi lebaran normal
pasca Covid-19 yang bisa mendongkrak
perekonomian. Biar begitu sepertinya
keinginan itu sulit untuk dicapai.
Penurunan daya beli masyarakat,
pelemahan kelas menengah, dan
tantangan fiskal pemerintah menjadi
tantangan yang tampaknya masih belum
bisa dilewati perekonomian. Hal ini Sumber : Badan Pusat Statistik 2025, diolah
www.stabilitas.id Edisi 214 / 2025 / Th.XX 33