Page 36 - Stabilitas Edisi 214 Tahun 2025
P. 36

Langkah BI Meng-Counter


                             Ancaman Resesi




                             Oleh Lana Soelistianingsih, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia



                                      apat Dewan                        International (IMF) menerbitkan proyeksi
                                      Gubernur                          pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 sebesar
                                      (RDG) Bank                        3,3 persen, naik dari 3,1 persen dari proyeksi
                             RIndonesia                                 Oktober 2024. Kenaikan tarif untuk barang-barang
                             pada 20-21 Mei 2025                        impor AS ini, besar kemungkinan akan direspons
                             memutuskan untuk                           IMF dengan menurunkan proyeksi pertumbuhan
                             menurunkan BI Rate 25                      ekonomi dunia pada April.
                             basis poin (bps), dari 5,75
                             persen menjadi 5,5 persen.                 Oase di Tengah Kekhawatiran
                             Penurunan kedua tahun                         Kekawatiran terhadap perekonomian
                             ini, setelah penurunan                     Indonesia yang terkena rembetan stagflasi global
                             dari 6 persen menjadi 5,75                 ini membuat keputusan menurunkan BI Rate
                             persen pada Januari.                       menjadi instrumen kebijakan yang positif, dan
                                Dalam kurun waktu tiga bulan sejak Januari,   oase di tengah kekawatiran perlambatan ekonomi
                             terjadi tekanan yang mengguncang stabilitas   Indonesia saat ini. Data Badan Pusat Statistik
                             ekonomi global. Pada 2 April lalu Presiden Trump   (BPS) mencatat ekonomi domestik melambat
                             mengumumkan kenaikan besaran tarif impor   secara tahunan dari 5,02 persen pada Triwulan ke-
                             pada 57 negara termasuk Indonesia. Beberapa   4 tahun 2024 menjadi 4,87 persen pada Triwulan
                             negara melakukan pembalasan (retaliation) seperti   ke-1 2025, dan minus 0,98 persen secara triwulan.
                             China, Uni Eropa, Kanada. ‘Perang’ tarif ini akan   Padahal pada triwulan pertama terdapat faktor
                             membuat ekonomi global mengalami tekanan dari   musiman yaitu puasa dan lebaran yang biasanya
                             sisi harga (inflasi) dan kontraksi pertumbuhan   memberikan pertumbuhan ekonomi tertinggi di
                             ekonomi atau disebut sebagai stagflasi. Stagflasi ini   antara triwulan lainya.
                             biasanya bersumber dari kontraksi di sisi produksi   Sumber pertumbuhan ekonomi di triwulan
                             (penawaran agregat), sehingga pemulihannya akan   pertama masih berasal dari pengeluaran konsumsi
                             membutuhkan waktu yang lebih lama.         rumah tangga (RT). Namun secara angkanya
                                Potensi stagflasi, khususnya di perekonomian   relatif melambat dibandingkan pertumbuhan
                             AS dikhawatirkan merembet ke ekonomi global.   secara tahunan maupun secara triwulanan.
                             Ekonomi AS masih mejadi ketiga terbesar di dunia   Perubahan pola konsumsi dan ketidakstabilan
                             dengan nilai PDB sebesar 27,7 triliun dollar AS.   pendapatan pekerja yang lebih banyak berada
                             Penduduk AS yang merupakan terbesar kedua di   di sektor informal menjadi tantangan ke depan.
                             dunia, mencapai 341 juta orang. Ketika permintaan   Konsumsi dan pendapatan saling terkait. Data
                             konsumen AS turun akibat harga barang-barang   BPS mencatat kendati Tingkat Pengangguran
                             impor menjadi lebih mahal, maka produksi global   Terbuka (TPT) turun, tetapi pekerja tidak penuh
                             juga akan turun. Proses produksi yang saat ini   waktu meningkat. Meningkatnya pekerja di
                             banyak menggunakan supply chain, membuat   sektor informal dan paruh waktu ini membuat
                             dampak rembetan cukup meluas.              ketidakpastian dari sisi pendapatan meningkat,
                                Sebelum ada isu tarif ini, Dana Moneter   akibatnya pekerja akan melakukan konsumsi yang


         36   Edisi 214 / 2025 / Th.XX    www.stabilitas.id
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41