Page 21 - Stabilitas Edisi 218 Tahun 2025
P. 21

pendanaan, persaingan yang lebih ketat,
                                            dan meningkatnya risiko kredit. Inti
                                            tantangannya terletak pada likuiditas —
                                            urat nadi setiap bank.
                                               Sistem perbankan Indonesia saat ini
                                            dibanjiri lebih dari Rp200 triliun dana
                                            dari pemerintah yang memindahkan
                                            isi rekeningnya dari Bank Indonesia
                                            ke bank-bank pelat merah. Bank-bank
                                            tradisional, yang berbekal jaringan luas
                                            dan reputasi yang dibangun selama
                                            puluhan tahun, tentu dengan mudah
                                            menawarkan suku bunga deposito yang
                                            kompetitif untuk mempertahankan
                                            likuiditas.
                                               Namun bagi bank digital, langkah ini
                                            justru menjadi alarm baru. Likuiditas
                                            yang terserap di bank-bank besar
                                            membuat mereka harus memutar otak
                                            mencari sumber pendanaan alternatif.
                                            Ketika bank besar mendapat suplai
                                            dana murah dari pemerintah, bank   Bhima Yudhistira, Ekonom dari
                                            digital harus bersaing di pasar ritel   Celios
                                            untuk menarik dana nasabah dengan
                                            menawarkan imbal hasil menarik yang   Funding cost bank
                                            pada akhirnya akan mendongkrak biaya
                                            dana.                                 digital berpotensi
                                               Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)   naik 50–70
                                            menunjukkan, hingga Agustus 2025, DPK
                  agi bank-bank digital     industri perbankan tumbuh 6,3persen   basis poin tahun
                  Indonesia, tahun 2025 ini   (yoy), sementara loan to deposit ratio   ini. Kalau tidak
                  layak dicatat sebagai tahun   (LDR) berada di level 85,7 persen. Meski
          Bpenting dalam pencapaian         likuiditas sistemik masih relatif longgar,   diimbangi dengan
          kinerjanya. Setelah setengah dekade   kompetisi antar bank untuk menghimpun   efisiensi biaya
          menjalankan strategi ‘bakar uang’   dana semakin ketat, terutama di segmen
          yang tak henti-hentinya, gempuran   digital yang sangat sensitif terhadap   dan diversifikasi
          pemasaran, dan investor yang skeptis,   bunga.                          pendapatan,
          bank-bank yang mengandalkan layanan   Bank digital seperti Bank Jago,
          online di Tanah Air akhirnya mencapai   Bank Neo Commerce, dan SeaBank   mereka bisa
          ambang profitabilitas.            kini memilih strategi diferensiasi    kehilangan
            Kini pengelola bank harus sudah siap   bukan lagi sekadar menaikkan bunga
          menghadapi bab selanjutnya dalam kisah   tabungan, tapi membangun ekosistem   momentum
          perbankan digital di Indonesia. Tidak lagi   digital yang melekat dengan gaya hidup   profitabilitas.
          tentang akuisisi pelanggan atau berapa   nasabah. Cashback, poin reward, dan
          banyak unduhan aplikasi  melainkan   bundling investasi menjadi jurus untuk
          tentang bertahan hidup dalam ekosistem   mempertahankan dana murah (CASA).
          keuangan yang lebih disiplin, lebih   Kenaikan suku bunga deposito juga
          mahal, dan lebih ketat regulasinya.   menjadi momok tersendiri. Sejak awal
            Seiring memudarnya era likuiditas   2025, bunga deposito valas dan rupiah
          murah, para pemberi pinjaman digital   terus meningkat, mengikuti tren suku
          harus menavigasi lingkungan yang   bunga acuan BI Rate yang bertahan
          ditandai oleh meningkatnya biaya   di level 6,25 persen. Bank-bank besar


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 218 / 2025 / Th.XXI 21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26