Page 28 - Stabilitas Edisi 218 Tahun 2025
P. 28
Leadership
Leader yang Berpegang Teguh
pada True North
Oleh Heru Kristiyana, Direktur Utama LPPI
anpa Pemimpin sejati sangat paham bahwa reputasi
disadari, tidak dibangun dari pidato atau kampanye
hampir komunikasi yang memikat, melainkan dari
Tsemua konsistensi antara kata dan tindakan. Mereka
dari kita sudah mulai tidak sekadar berkata “saya percaya pada tim”,
terbiasa dengan tetapi benar-benar memberi ruang bagi timnya
hiruk pikuk dunia untuk tumbuh. Mereka tidak hanya berbicara
yang semakin lama tentang transparansi, tetapi juga berani mengakui
semakin terobsesi kesalahan. Di dunia yang haus akan pencitraan,
dengan kecepatan, kejujuran menjadi bentuk keberanian yang paling
hasil instan, dan imej langka.
kepemimpinan yang Pemimpin sejati memahami bahwa kekuatan
dipoles sedemikian rupa sehingga tampak rupawan sebuah organisasi atau lembaga yang dipimpinnya,
di depan publik. Namun semakin kita terbiasa tidak terletak pada keseragaman, melainkan pada
dengan kenyataan itu, makin sering muncul keragaman bakat dan karakter. Alih-alih berusaha
pertanyaan di benak kita, apa artinya seorang mencetak semua orang dalam pola yang sama,
pemimpin sejati. pemimpin sejati justru membiarkan kekuatan
Untuk mendapatkan jawaban yang singkat, kita unik setiap individu anggota tim tumbuh, seperti
bisa melihat yang ditulis oleh Bill George dalam seorang dirigen yang memadukan berbagai alat
bukunya “Authentic Leadership”. Menurut profesor musik untuk menciptakan harmoni.
manajemen dan pengajar pada Harvard Business Dengan pola itu mereka kemudian
School, pemimpin itu bukanlah tentang menjadi mendapatkan kepercayaan. Kepercayaan yang
sempurna, melainkan menjadi otentik. Pemimpin ia dapatkan dari sekelilingnya tidak lahir dari
sejati, tulis dia, tidak terombang-ambing oleh kekuasaan, melainkan dari presence—kehadiran
pujian atau tekanan publik, tetapi berpegang teguh penuh seorang pemimpin yang membuat orang
pada “true north”—kompas batin yang menuntun lain merasa dihargai dan dilihat. Di ruang rapat, itu
mereka pada keputusan yang benar, bukan yang berarti mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
populer. Di masa krisis, itu berarti berkata jujur, bahkan
Dalam lanskap bisnis yang kian kompetitif, ketika kebenaran tidak nyaman.
kejujuran sering kali dianggap sebuah kemewahan, Dalam dunia yang penuh ambiguitas dan
bukan keharusan. Banyak pemimpin lebih fokus tekanan, pemimpin sejati berpegang pada arah
membangun citra ketimbang karakter. Padahal, yang tidak berubah—“true north” mereka. Bill
integritas adalah satu-satunya modal yang nilainya George mengatakan dalam sebuah wawancara,
tak pernah terdepresiasi. Keputusan yang diambil “Before you can become an authentic leader, you
tanpa kejujuran mungkin tampak menguntungkan have to know who you are. That’s your true north.”
di awal, tetapi sejatinya seperti gelembung di Pemimpin sejati tahu siapa dirinya, apa yang ia
pasar finansial yang seringkali cepat mengembang perjuangkan, dan mengapa ia memilih jalan itu.
namun lebih cepat lagi meletus. Mereka tidak membiarkan arus opini publik
28 Edisi 218 / 2025 / Th.XXI www.stabilitas.id

