Page 57 - Stabilitas Edisi 212 Tahun 2025
P. 57

i tengah kondisi ekonomi
                   yang belum bersahabat,
                   industri layanan teknologi
          Dkeuangan pun merasakan
          dampaknya. Belum lagi, sebelumnya,
          pamor industri ini sempat tercoreng
          oleh kasus perusahaan bermasalah yang
          membuat gerah.
            Salah satu dampak yang terlihat
          dari situasi ekonomi yang cukup       KERJA SAMA DENGAN
          memberatkan adalah meningkatnya     PENYEDIA DATA KREDIT
          pengembalian pinjaman macet di sektor
          peer to peer (P2P) lending. Yang terbaru,   SEPERTI BIRO KREDIT
          salah satu fintech lending PT iGrow   LEMBAGA PENGELOLA
          Resources Indonesia (iGrow) menjadi                 INFORMASI
          sorotan karena angka TWP90 (tingkat
          wanprestasi di atas 90 hari) yang terus   PERKREDITAN (LPIP)
          meningkat, bahkan mencapai 81,18    MEMBANTU PLATFORM
          persen.
            Kondisi ini memunculkan pertanyaan            MEMPEROLEH
          apakah OJK akan segera mencabut izin        INFORMASI YANG
          usaha platform tersebut seperti yang
          dilakukan pada Investree, sebelumnya.   LEBIH KOMPREHENSIF             Angel Brigitta, Wakil Ketua
          Hal ini tentu menambah pekerjaan          MENGENAI PROFIL              Bidang External Affairs and
          rumah dari otoritas dalam mengawasi                                    Advocacy AFPI
          industri pinjaman online.                       KREDIT CALON
            Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga                 PEMINJAM.
          Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura,
          Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga
          Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK,
          Agusman mengatakan bahwa iGrow telah
          melakukan beberapa upaya penyelesaian
          permasalahan tersebut.
            Saat ini, OJK terus memantau    Bersama Berbasis Teknologi Informasi   tunggakan kredit macet atau TWP90
          komitmen iGrow termasuk upaya     (LPBBTI), penerima dana hanya dapat   di atas 5 persen mencapai 22 pemain,
          penagihan dan penguatan permodalan.    memperoleh pendanaan dari maksimal   hingga November 2024. Realitas
          “Jika ditemukan pelanggaran terhadap   tiga penyelenggara P2P lending.  ini menunjukkan satu dari lima
          ketentuan yang berlaku, OJK akan     “OJK senantiasa melakukan       perusahaan berada dalam kondisi
          mengambil tindakan pengawasan,    pengawasan baik secara langsung    kredit bermasalah. Disebutkan
          termasuk pemberian sanksi administratif   maupun tidak langsung untuk   dengan adanya penyelenggara P2P
          sesuai dengan peraturan yang berlaku,”   memastikan kepatuhan Penyelenggara   lending yang mencatatkan TWP90 di
          kata Agusman.                     pinjol terhadap ketentuan. Apabila   atas 5 persen, OJK terus melakukan
            Menurutnya, langkah selanjutnya   dalam proses pengawasan ditemukan   monitoring kualitas pendanaan di
          akan ditentukan berdasarkan       adanya pelanggaran maka penyelenggara   industri P2P lending. Adapun faktor
          perkembangan implementasi rencana   akan dikenakan sanksi sesuai dengan   yang mempengaruhi rasio TWP90
          perbaikan yang dilakukan oleh     ketentuan yang berlaku,” ungkap    antara lain kualitas credit scoring
          iGrow. Selain kasus-kasus individual   Agusman.                      penerima dana (borrower) dan proses
          tersebut, OJK juga menyoroti kondisi                                 collection pinjaman yang dilakukan oleh
          industri fintech lending secara   Peringatan TWP90                   penyelenggara..
          keseluruhan. Berdasarkan SEOJK       OJK juga mengungkap dari total     Wakil Ketua Bidang External
          Nomor 19/SEOJK.06/2023 tentang    97 penyelenggara fintech P2P lending   Affairs and Advocacy Asosiasi Fintech
          Penyelenggaraan Layanan Pendanaan   atau pinjaman online, yang memiliki   Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI),


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 212 / 2025 / Th.XX 57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62