Page 134 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 134

126    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



                  Sehingga, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan bagi hasil tanah pertanian
             (khususnya bawang merah) untuk mendukung terlaksananya reforma agraria antara lain:
                 1.  Pembagian bagi hasil yang adil sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 1960 yang besarnya
                     ditetapkan  oleh  Bupati yang  bersangkutan  dengan  memperhatikan  jenis  tanaman,

                     keadaan  tanah,  kepadatan  penduduk,  zakat  yang  disisihkan  sebelum  dibagi,  dan
                     faktor-faktor ekonomis serta ketentuan adat setempat.
                 2.  Peran dari Bupati atau instansi pemerintah setempat untuk memantau, mengawal

                     serta  melaksanakan  bersama  aturan  yang  berlaku  khususnya  mengenai  bagi  hasil
                     tanah pertanian.
                 3.  Bentuk perjanjian bagi hasil harus dibuat oleh pemilik tanah dan penggarap secara
                     tertulis  dihadapan  Kepala  Desa  tempat  letak  tanah  yang  bersangkutan.  Dengan

                     dipersaksikan  oleh  dua  orang,  masing-masing  dari  pihak  pemilik  tanah,  dan
                     penggarap.
                 4.  Jangka waktu perjanjian bagi hasil tersebut sekurang-kurangnya tiga tahun dan bagi
                     tanah kering sekurang-kurangnya lima tahun.

                 5.  Memahami dan menjalankan dengan penuh kesadaran mengenai hak dan kewajiban
                     masing-masing, baik penggarap maupun pemilik tanah.
                 6.  Sosialisasi  mengenai  aturan  yang  berlaku  yang  dimulai  dari  pemerintah  pusat  ke

                     daerah, dan diteruskan dengan melakukan penyuluhan khususnya para petani.
                 7.  Pengelolaan tanah, termasuk pemakaian pupuk organik dan penggunaan pestisida
                     hayati  serta  tidak  berlebihan  dalam  rangka  menjaga  kesuburan  tanah  pertanian,
                     khususnya bawang merah.

                 8.  Peningkatan sumber daya manusia dengan melakukan pembinaan pada para petani,
                     termasuk dalam hal menjaga sikap dan mental petani.
                 9.  Pengembangan  di  bidang  teknologi  pertanian,  serta  penggunaan  teknologi  tepat
                     guna.

                 10.  Pemutusan perjanjian bagi hasil sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian bagi
                     hasil, harus memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan oleh UU Nomor 2 Tahun
                     1960.


             E. Kesimpulan dan Saran
                  Berdasarkan penulisan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
                 1.  Pengaturan sistem bagi hasil tanah pertanian yang terdapat di dalam Hukum Tanah

                     Nasional dapat dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960 serta Instruksi
                     Presiden  Nomor  13  Tahun  1980  tentang  Pedoman  Pelaksanaan  Undang-Undang
                     Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil.

                 2.  Hal-Hal  yang  Perlu  Diperhatikan  Dalam  Menerapkan  Bagi  Hasil  Tanah  Pertanian
                     (Khususnya  Bawang  Merah)  Untuk  Mendukung  Terlaksananya  Reforma  Agraria
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139