Page 6 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 6

berlainan dibawah payung regulasi yang berbeda: pertanahan tetap
             dengan UUPA 1960; UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
             ketentuan Pokok Pertambangan, dan UU Nomor 5 Tahun 1967 tentang
             Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan. UUPA yang semula diidealkan
             sebagai UU payung yang mengintegrasikan sumberdaya agraria
             dideligitimasi oleh UU lain yang menyebut diri sebagai pokok pula yang
             mengelola sektor-sektor lain sehingga memudahkan proses produksi
             dan eksploitasinya. Akibat dari sektoralisasi itu bisa kita saksikan
             sampai saat ini misalnya dalam hal tumpang tindih antara hak dan
             ijin atas suatu kawasan. Hak diurus oleh BPN sedangkan ijin diberikan
             oleh pemerintah daerah/kabupaten, bahkan dapat terjadi ijin kuasa di
             dalam hak seperti yang banyak muncul di beberapa daerah sejak era

             desentralisasi. Di dalam wilayah Hak Guna Usaha muncul aktifitas
             pertambangan dengan atau tanpa disertai Ijin Usaha Pertambangan.
                   Pada 1972, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
             88 Tahun 1972 diperintahkan penyatuan instansi Agraria di daerah,
             sehingga terbentuk lah Kantor Direktorat Agraria Provinsi dan Kantor
             Sub Direktorat Agraria Kabupaten/ Kotamadya, yang tetap di bawah
             Departemen Dalam Negeri. Baru kemudian melalui Keputusan
             Presiden Nomor 26 Tahun 1988 dilakukan transformasi kelembagaan
             agraria yang lebih otonom menjadi Badan Pertanahan Nasional.
                   Dinamika kelembagaan agraria turut memberi konteks pada
             sejarah pendidikan agraria di Indonesia yang saat ini tugas edukasi itu
             diselenggarakan melalui Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Tahun
             1963 Akademi Agraria didirikan di Yogyakarta. Dihitung sejak tahun

             berdirinya itu, maka pada tahun 2013/2014 lembaga pendidikan agraria
             ini (STPN) memasuki usia setengah abad. Sebagai perguruan tinggi
             kedinasan, perubahan dari “agraria” menjadi “pertanahan” melewati
             banyak cerita, bukan hanya kelembagaan-pendidikan namun ia
             mersenonansi naik turunnya arah politik, pembangunan ekonomi,
             dan perubahan sosial, dan berbagai kebijakan pertanahan yang ada
             selama beberapa dekade. Lembaga pendidikan agraria didirikan
             untuk melahirkan kader-kader agraria yang akan melaksanakan




                                                                               v
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11