Page 10 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 10
Meskipun disadarinya benar bahwa masalah agraria adalah masalah
yang “kompleks, rumit dan sukar” karena “menyangkut aspek-aspek
ekonomi, sosial, budaya, demografi, hukum, politik dan aspek teknis
seperti agronomi dan ekologi” , namun buku tersebut menyajikan
7
metodologi studi agraria dari tinjauan sosial-ekonomi khususnya pada
struktur penguasaan tanah (tenancy and tenure system) dan produksi
usaha tani pada konteks pembangunan pertanian (lahan basah)
dan pedesaan masa Orde Baru. Perhatian pada dua hal dan konteks
tersebut merupakan kekhasan studi agraria generasi penerus (generasi
kedua) dalam studi agraria Indonesia. Pada gilirannya perhatian itu
mengantarkan generasi ini memperjuangkan satuan usaha pertanian
keluarga (neo-populis) sehingga penting bagi Indonesia untuk
melaksanakan reforma agraria.
Beberapa ilmuwan (di) Indonesia yang menyadari tantangan
dan keterbatasan di atas mencoba merancang metodologi yang lintas
disiplin . Sifat lintas disiplin ilmu dapat dibedakan antara trans-
8
disiplin dengan antar-disiplin atau multidisiplin. Transdisiplin adalah
metode yang dikuasai dan diterapkan oleh satu ilmuwan yang secara
konsekuen bersikap tidak fanatik pada disiplin ilmunya sehingga ia
menjelajah pada displin ilmu lain dalam menelaah suatu persoalan.
Beberapa ilmuwan yang mencoba melakukan lintas disiplin, sekedar
conoth di antaranya adalah adalah Sartono Kartodirdjo (pendekatan
ilmu sosial dalam ilmu sejarah) , Sajogyo (ekonomi-sosiologi dan
9
sosiologi-terapan) , Mubyarto (pendekatan ilmu sosial dalam ilmu
10
ekonomi) , Soetandyo Wignyoesoebroto (sosio-legal) , Satjipto
11
12
7 Ibid, hlm. 1
8 Lihat, Mubyarto, Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Keadilan, (Jakarta: Yayasan Agro
Ekonomika, 1980), hlm. ix.
9 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia, 1992).
10 Sajogyo, “Sosiologi Terapan, Pidato Ilmiah Purna Bhakti”, Bogor: IPB, 1991; lihat juga,
Ahmad Nashih Luthfi, Melacak Sejarah Pemikira Agraria: Sumbangan Pemikiran Madzhab
Bogor, (Yogyakarta dan Bogor: STPN Press, Ifada, dan Sajogyo Institute), terutama Bab V.
11 Mubyarto, op.cit.
12 Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum dalam Masyarakat, Perkembangan dan Masalah,
(Yogyakarta: Bayu Media, 2008)
ix