Page 92 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 92

Agraria No. Sk/35/Ka/1956 tentang Lapangan Pekerjaan dan Susunan
             Jawatan Agraria. Dengan keputusn menteri ini kemudian lahir kantor-
             kantor Jawatan Agraria baru di daerah povinsi, kabupaten dan kota di
             banyak daerah. Kemudian disusul Kepmen Agraria No. Sk/50/tahun
             1958 tentang Susunan Jawatan Pendaftaran Tanah. Tentang peralihan
             tugas dan wewenang kepada Kementerian Agraria di daerah-daerah
             dilakukan melalui: pertama, semua tugas dan wewenang agraria
             dialihkan dan dipusatkan kepada Kementerian Agraria. Dengan adanya
             ketentuan Pasal 4 UU No. 7 1958 maka diberikan kemungkinan untuk
             melaksanakan peralihan itu daerah demi daerah. Kemudian menurut
             keperluan dan dengan mengingat pertumbuhan kelengkapannya
             Menteri Agraria dapat menunjuk badan-badan penguasa (misalnya

             daerah-daerah otonom, jawatan dan lain sebagainya) dan pejabat-
             pejabat dari Kementerian Agraria untuk melakukan tugas-tugas dan
             wewenang tertentu.  66
                   Pasca lahirnya UUPA 1960, Kementerian Agraria semakin
             disibukkan dengan mengerjakan dan menyelesaikan persoalan-
             persoalan pertanahan. Kurang dari satu bulan setalah UUPA disahkan,
             Menteri Agraria sudah mengeluarkan Permenag No. 2 Tahun 1960
             tanggal 10 Oktober 1960 tentang Pelaksanaan UUPA. Di dalam
             Peraturan Menteri ini diatur secara detail beberapa persoalan tanah,
             diantaranya: Peraturan Pendaftaran tanah, Peraturan Konversi Hak-
             hak Barat, dan Hak Tanggungan. Tiga persoalan pokok inilah yang
             harus diurus oleh Menteri Agraria karena menyangkut hak-hak
             tanah di seluruh Indonesia. Pengaturan konversi yang begitu rumit
             membutuhkan peraturan yang detail, termasuk juga Hak Tanggungan
             yang dianggap penting bagi masyarakat. Pendaftaran tanah tidak bisa

             berjalan dengan semestinya jika persoalan subjek hak dan cara-cara
             merubahnya tidak segera diselesaikan, sebab di dalam UUPA hanya
             mengatur secara umum. Untuk itulah, Kementerian Agraria dalam





                   66 “Peralihan Tugas dan Wewenang Agraria”, Madjalah Agraria, Tahun. 1 No. 4 Juli 1958,
             hlm. 130-131.


                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  61
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97