Page 137 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 137

Hilmar Farid, dkk.
                Sementara itu, kontrak produksi agraria melalui pedagang peranta-
            ra bertujuan untuk memacu produksi dengan rangsangan kredit. Karena
            produksi adalah satu sistem dengan konsumsi, maka setelah produksi
            harus ada persyaratan untuk dikonsumsi. Proses itu mendapatkan julu-
            kan bahwa produksi komoditas bergantung pada pasar. Kontrak produksi
            kopra pada masa kolonial bertujuan agar petani-petani kopra Minahasa
            bergantung pada pasar dan kontrak itu berlebihan dengan kredit dan
            berakibat terjadinya krisis, petani tidak dapat mengembalikan pinjaman.

                Era globalisasi memberikan pula pinjaman kredit secara langsung
            oleh koporasi besar kepada petani-petani di wilayah pembangunan tidak
            merata (uneven development). Pemberian bantuan kredit dan pinjaman
            dana secara langsung itu kepada petani, agar mereka bisa melakukan
            komoditisasi terhadap produk-produk agraria yang sebelumnya mereka
            ciptakan sendiri. Produk-produk agraria itu adalah pupuk, pestisida dan
            peralatan-peralatan pertanian. Paket bantuan itu jatuh ke tangan petani-
            petani kaya dan mereka menjadi begitu tergantung terhadap pasar. Se-
            mentara itu, petani-petani yang telah “dimerdekakan” dari alat-alat pro-
            duksinya tidak bisa membeli produk-produk itu. Tidak ada jalan lain
            bagi petani-petani miskin untuk menjual tanah mereka kepada petani
            kaya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Nampaknya proses terben-
            tuknya formasi kelas di wilayah-wilayah geografi pembangunan yang
            tidak merata di Indonesia masih terus berlangsung.
























            128
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142