Page 142 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 142

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               tanaman penting yang dihasilkan dari wilayah ini. Jenis tanaman lain
               yang ditanam dan penting pula sebagai komoditas ekspor dari Nusa
               Tenggara adalah kapas, kakao, dan vanila. Tentang kopi, terutama kopi
               Manggarai, laba dari penanaman kopi ini baru dapat dinikmati petani
               secara ekonomi pada 1960-an yakni ketika perdagangan kopi antarpulau
               mulai memperhitungkan kopi asal Manggarai ini. Daerah penanaman
               kopi ini berada di Ruteng dan sekitarnya yaitu sepanjang kaki pegu-
               nungan Mandusawu. 3

                   Negeri yang menjadi tujuan ekspor komoditas asal Nusa Tenggara
               salah satunya adalah Cina. Negeri tersebut menjadi tujuan utama ekspor
               kayu cendana asal Nusa Tenggara. Perniagaan kayu cendana antara Nusa
               Tenggara dan Cina telah menghidupkan kota-kota di sekitar pantai utara
               kepulauan ini. Peternakan juga berkembang di kepulauan ini, terutama
               peternakan sapi dan kuda. Kuda Sumbawa misalnya termasuk jenis he-
               wan unggulan yang diternakkan di Nusa Tenggara. Pertambangan teru-
               tama timah di wilayah Pegunungan Rokka digali setelah Belanda mulai
               fokus terhadap Nusa Tenggara sebagai bagian dari koloni yang harus
               dikelola dan dieksplorasi. Hingga kini, eksplorasi di sektor pertambangan
               ini masih menjadi bagian penting dalam pengerukan sumber daya alam
               di wilayah ini. 4

                   Penguasaan atas kepulauan Nusa Tenggara juga terkait dengan
               penguasaan terhadap penguasa-penguasa lokal atau liurai, dan hal ini
               juga berarti penguasaan atas jalur atau sumber ekonomi dari dan ke
               kepulauan ini. Di antara berbagai pelabuhan yang ada, pelabuhan Kupang
               agak bebas dari pengaruh para penguasa lokal. Jika menempatkan Nusa
               Tenggara dalam bingkai kolonialisme, maka kekuasaan penguasa setem-
               pat atas wilayah dan hubungannya dengan kekuasaan kolonial dalam
               arti yang lebih luas juga harus dilihat dan tidak hanya sekadar hubungan
               antara penjajah dan yang dijajah.



                   3  Robert M.Z. Lawang. Konflik Tanah di Manggarai, Flores Barat: Pendekatan
               Sosiologik. Jakarta: UI Press, 1999.
                   4  Cribb, Ibid.; J.  Thomas Lindblad. “Economic Aspects of the Dutch Expansion
               in Indonesia, 1870-1914,” Modern Asian  Studies, 23,  I  (I989),  pp.  1-23.
                                                                         133
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147