Page 146 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 146
Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
Lombok sekitar akhir abad ke-19. Nilainya mencapai 4.200 rijksdaalders,
sementara beras mencapai 20.000 dan tembakau mencapai 13.000
rijksdaalders. Pendirian Pelabuhan Singapura pada 1819 mempunyai andil
pula dalam perdagangan komoditas dari Bali dan Nusa Tenggara, teru-
tama beras. Dalam perniagaan itu, Bali dan Lombok mendapat keun-
tungan dari hubungan ke Singapura dan Penang. Perdagangan Bali dan
Lombok ke Singapura dari 106 ribu dolar Spanyol pada 1830/1831 menjadi
572.500 dolar Spanyol pada 1843/1844. Kedua daerah tersebut juga meng-
ekspor beras ke Australia dan Singapura, sebaliknya keduanya meng-
impor senjata api dan manufaktur. Komoditas lain yang diperdagangkan
7
waktu itu antara lain meliputi kulit hewan, tekstil, gambir, babi, garam,
arak, kapuk, mengkudu. 8
Ekspedisi militer Belanda di Benteng Kaleh, Mataram, sekitar 1894,
Koleksi KITLV
Upaya Belanda menguasai bagian timur Pulau Bali itu dilakukan
sekitar 1891 ketika terjadi pemberontakan suku Sasak terhadap raja Bali
7 A.J.S. Reid. “Mata Rantai Perak, Mata Rantai Baja: Politik Pemaksaan atas
Geografi, 1865-1965,” dalam J. Thomas Lindblad (ed.). Fondasi Historis Ekonomi In-
donesia. Yogyakarta: Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM dan Pustaka Pelajar,
2002, hlm 335-336.
8 Alfons van der Kraan. Lombok: Conquest, Colonization and Underdevelopment,
1870-1940. Singapore: Heinemann Educational Books, 1980.
137