Page 145 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 145

Hilmar Farid, dkk.
                Dengan korte verklaring, maka Belanda secara legal mulai berkuasa
            atas wilayah-wilayah dalam ikatan kontrak di Nusa Tenggara. Prapenan-
            datanganan kontrak yang didahului oleh ekspedisi pasukan Belanda dapat
            dikatakan sebagai upaya penguasa kolonial di Batavia berkuasa secara
            penuh atas wilayah yang dikuasainya di luar Jawa. Kontrak yang
            ditandatangani oleh penguasa lokal di Nusa Tenggara, seperti halnya
            kontrak serupa di wilayah lain seperti Sumatra dan Kalimantan, dijadi-
            kan sebagai landasan legal oleh Belanda untuk menguasai wilayah terse-
            but. Dalam kasus Nusa Tenggara misalnya, korte verklaring antara
            penguasa lokal dan Belanda menyisakan persoalan tentang status tanah-
            tanah adat. Sistem adat pertanahan Nusa Tenggara yang membagi areal
            persawahan menjadi beberapa bagian sesuai jumlah komunitas dalam
            suatu wilayah adat tentunya bertentangan dengan kepentingan penguasa
            Belanda atas tanah ini, yang justru melihatnya dari sisi ekonomis saja. 6
                Penguasaan Belanda atas Nusantara juga sesungguhnya tidak ber-
            henti hanya pada Jawa saja. Sejak menguasai Jawa, ekspansi Belanda ke
            wilayah lain yang berada di bagian barat atau timur Jawa terus dilakukan,
            termasuk ke Bali, Lombok, hingga Nusa Tenggara. Di sisi lain, hubungan
            niaga antara Belanda dan luar Jawa sebenarnya telah berlangsung sejak
            lama yakni ketika VOC menjadi pelaku penting dalam perdagangan di
            Nusantara. Setelah Jawa dikuasai, Belanda juga berusaha menguasai Bali,
            Lombok, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Ekspansi Belanda ke arah timur
            Jawa ini mulai intensif dilakukan sejak abad ke-19. Pada 1843 misalnya,
            raja Bali di Lombok menerima kedaulatan Belanda sekaligus menerima
            tuntutannya, tetapi Belanda justru ingin menjalankan kekuasaan lang-
            sung terhadap wilayah ini. Budak dan candu menjadi salah satu alasan
            Belanda tetap menginginkan kekuasaan terhadap wilayah ini karena
            keduanya penting dalam perekonomian negara kolonial. Sejak akhir
            periode cultuurstelsel di Jawa pada pertengahan abad ke-19, Belanda beru-
            paya untuk menguasai dua hal penting yaitu budak dan candu serta ingin
            mempertahankan dominasi atas wilayah ini. Candu menempati urutan
            ketiga setelah beras dan tembakau dalam perdagangan komoditas di


                6  Dhakidae, Ibid.; Lawang. Op.cit., hlm 5-6.

            136
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150