Page 148 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 148

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
                   Pengakuan Portugis terhadap Belanda atas Flores secara langsung
               membuka isolasi wilayah tersebut dari campur tangan langsung Belanda
               di wilayah ini. Pengakuan itu juga menandai ekspansi Belanda ke Nusa
               Tenggara, terutama ekplorasi terhadap kekayaan alam. Pada 1889, Belan-
               da mengirimkan pasukannya untuk melindungi eksplorasi timah yang
               dilakukan di Nusa Tenggara. Pengiriman pasukan Belanda ke wilayah
               itu bertujuan selain melindungi kepentingan ekonomi, juga untuk
               memadamkan perlawanan rakyat di wilayah ini yang terus mengancam
               pasukan dan kepentingan Belanda seperti terjadi pada 1907-08. Keber-
               hasilan Belanda mengakhiri perlawanan lokal terhadap kekuasaan
               kolonialnya di wilayah itu seiring dengan keberhasilan Belanda meng-
               akhiri perlawanan di berbagai tempat sekaligus memulai Pasifikasi di
               Nusantara. Intervensi dan ekspansi Belanda ke Bali dan Lombok juga
               dilakukan karena kekhawatiran terhadap Inggris yang kemudian mem-
               bawa Belanda menguasai Bali Utara dan Lombok antara 1846 dan 1849.
                   Bagi Belanda, ekspansi ke Nusa Tenggara dan pulau lain penting
               karena Belanda tetap dapat mengontrol wilayah taklukkannya, sementara
               para penguasa atau raja memberikan konsesi perdagangan atau pajak.
               Sebagai contoh, pajak yang diperoleh dari Lombok saja antara 1900 dan
               1909 jumlahnya mencapai 6, 3 juta gulden atau rata-rata per tahun men-
               capai jumlah antara 359 ribu gulden dan 412 ribu gulden. Suksesnya
               ekspansi militer sekaligus ekonomi Belanda ke berbagai wilayah termasuk
               Nusa Tenggara hanya berhasil dengan dukungan teknologi dan strategi
               militer Belanda, komunikasi via telegraf, dukungan kapal-kapal KPM,
               serta penandatanganan korte verklaring. Adapun keberhasilan ekspansi
               militer terutama setelah kedatangan Gubernur Jenderal van Heutsz, ahli
               strategi perang Aceh, adalah sebagai berikut: penggunaan kekuatan polisi
               militer, melatih dalam perang gerilya, konsentrasi pimpinan militer di
               tangan seorang perwira terutama yang berpengalaman dalam perang
               Aceh. 10






                   10  Dhakidae. Op.cit.; Locher-Scholten. Ibid.; Kraan, hlm 144.

                                                                        139
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153