Page 10 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 10

Land grabbing identik dengan meluasnya globalisasi  yang
           menghancurkan ekonomi lokal. Globalisasi di sektor perkebunan
           sekaligus meruntuhkan perkebunan rakyat yang sudah tumbuh
           menjadi kekuatan ekonomi Indonesia sebelum era modernisasi.
           Dengan  meluasnya globalisasi  itu,  maka tidak ada lagi
           kedigdayaan ekonomi masyarakat adat. Cerita bahwa masyarakat
           adat pernah menjadi salah satu supplier bahan ban mobil dunia
           runtuh tidak lagi ada (Dove, 1985). Demikian juga, tidak ada lagi
           yang  bisa dibanggakan dari  peran kelapa  sebagai bagian  dari
           ekonomi rakyat, karena pasar minyak kelapa digilas oleh minyak
           kelapa sawit. Pun pemerintah orde baru menyulap hutan-hutan
           di nusantara menjadi kebun sawit yang sebagian besar dikuasai
           korporasi dari pada rakyat.

               Tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintah Orde Baru
           memperkenalkan berbagai kelembagaan  ekonomi korporasi
           yang  menggandeng masyarakat  lokal  seperti  masyarakat  adat
           dan petani  untuk  ikut  berpartisipasi dalam  bisnis perkebunan.
           Partisipasi itu diwujudkan dalam skema perkebunan inti rakyat
           (PIR) dan skema terbaru pada masa reformasi muncul skema yang
           memusatkan satu manajemen pengelolaan  kebun agar rakyat
           tidak mengurus produksi secara langsung, tetapi mendapatkan
           bagi hasilnya (Sukapti, 2018). Muncul studi yang menggambarkan
           bahwa  rakyat  bisa  menikmati  ekonomi perkebunan  sawit
           sehingga mendorong masyarakat adat semakin protektif terhadap
           sumber daya tanahnya (Semedi, 2015; Soedomo, S. 2019). Namun
           demikian, banyak  studi yang  menggambarkan bahwa pekebun
           sawit  rakyat  dan warga setempat  yang  menjadi buruh tidak
           menikmati kemajuan ekonominya (Colbran, 2011; Libraswulan,
           2014, Sukapti, 2018). Mereka ini bagaikan ayam mati di lumbung
           padi.


                                                           Kata Pengantar  ix
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15