Page 127 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 127
tergantung kita sendiri. Pihak yang tidak suka menyangkal
kekayaan alam Indonesia yang tak tertandingi ini. Mereka
mengatakan bangsa ini akan segera jatuh. Bangsa Indonesia
tidak akan jatuh dan bertekat memenuhi Amanat Penderitaan
Rakyat. Sukarno mengadakan reshuffling kabinet agar lebih
efisien menggerakkan tenaga guna memenuhi kebutuhan rakyat
Indonesia.
Banyak pimpinan bangsa Indonesia yang mengharap
bantuan luar negeri. Menurut Sukarno, pemikiran ini harus
dijauhkan. Indonesia dapat memenuhi kebutuhan ekonominya
tanpa bantuan asing. Tanggal 17 Agustus mendatang, Sukarno
berharap negeri ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa
Indonesia cukup pangan, sandang, dan keperluan hidup layak.
Presiden memacak asa Indonesia tidak akan mengimpor beras
dari luar karena sudah berkecukupan pangan. Himbauan tentang
pemanfaatan lahan juga disinggung dengan penanaman ubi,
cantel, singkong, dan lainnya di lahan yang ada. Saat mengambil
janji dan sumpah para menteri untuk mengikhtiarkan tenaga
sehingga negara segera dapat memenuhi kebutuhan sendiri
dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Sukarno mengajak para
Menteri setia kepada Manipol/Usdek, cita-cita rakyat dan garis
UUD 45. 132
Jenis Naskah: Surat Amanat. Jumlah Halaman: 6 halaman.
Kata Kunci: sumpah, reshuffling, Manipol, sandang, pangan
Terjemahan J.M. Menteri Kordinator Kompartimen Pertanian
dan Agraria Sadjarwo S.H. pada Kader-kader Revolusi
Tanggal. 9 September 1964 di Lembaga Administrasi Negara
Dalam surat ini, Sadjarwo memaparkan bahwa terjemahan yang
diberikan itu adalah doktrin revolusi yang juga pernah diucapkan
132 Surat ini ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia, dan copiannya telah
dikoleksi oleh Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di Yogyakarta.
116 Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria