Page 131 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 131

hak milik Inggris tanpa menyoal nasionalisasi. Jika di Rusia, RRC,
                 Cekoslovakia pengambilan tanah dari tuan tanah tidak diberi
                 ganti rugi, tapi Indonesia membayar ganti rugi kepada Belanda
                 karena Indonesia punya toleransi dan memaafkannya.
                       Ciri perudang-undangan kita adalah adanya emansipasi.
                 Emansipasi wanita harus dijamin, demikian pula laki-laki. Semua
                 harus dibebaskan dari pemerasan, produksi melimpah secara
                 merata dan adil. Dikuasai, dipakai, dan dibagi oleh rakyat, untuk
                 rakyat. Kekayaan rakyat dan perseorangan tidak boleh berlimpah-
                 limpah, kecuali kekayaan negara dan masyarakat. Tidak boleh
                 ada ekploitasi, penyelenggaraan harus sesuai Pancasila.
                       Pemerasan banyak dikerjakan oleh hak gadai, dan ini belum

                 diatur sepenuhnya. Bagi hasil diatur oleh Undang-undang No.2
                 tahun 1960. Batasan maksimum menjamin jangan sampai ada
                 pemilikan tanah berlebihan sehingga timbul eksploitasi. Batas
                 minimum dapat mencegah pemilikan tanah rakyat tani banyak
                 yang miskin dan melarat. Jangan sampai ada pemilikan yang
                 kecil dan berdampak pada kemelaratan, kemiskinan sehingga
                 pecah pemberontakan. Batasan itu belum bisa dilaksanakan
                 karena faktor tanah dan transmigrasi, maka rakyat memperoleh
                 tanah minimal 2 ha, dan di Kalimantan minimal 4 ha. Dengan
                 sendirinya pemilikan dan menggeser buruh tani dan tani yang
                 terlalu kecil akan meningkat, baik di bidang industri maupun
                 transmigrasi dengan pembangunan dan pembukaan tanah baru.
                       Batas maksimum di Jawa yang padat berkisar antara sawah
                 5 - 6 ha. Bagi yang kurang padat 7 ha sawah dan 9 ha tanah kering.
                 Daerah yang jarang penduduknya 12 ha sawah dan 15 ha darat.
                 Selanjutnya daerah yang banyak tanah dan kurang orang dapat
                 16 ha sawah dan 20 ha darat. Diharapkan pemilik dan pemegang
                 hak bisa mengusahakan tanahnya tanpa menimbulkan sistem

                 tuan tanah, eksploitasi, dan pemerasan. Kini sedang dilakukan
                 redistribusi tanah yang diambil dari kelebihan tanah itu, segala
                 sistem pemerasan akan dikikis habis. Seluruh undang-undang




            120     Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136