Page 140 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 140

semalam. Di Meluwu Banyumas 200 ha karet diganti dengan
                   singkong. Di dalam musyawaran, tanah di Meluwu dikembalikan
                   kepada perkebunan dengan keputusan S.O.B. dan diangggap sah.
                   Di Sumatera Utara, terdapat tanah tembakau di Deli yang sudah
                   diciutkan dari 255.000 ha menjadi 60.000 ha. Jadi sisanya telah
                   dikembalikan kepada Panitia Landreform. Tanah yang 60.000
                   ha ini dipertahankan untuk posisi monopoli di luar negeri, dan
                   ditetapkan menjadi daerah tembakau oleh pemerintah dan perlu
                   diamankan. Dari 60.000 ha tanah, ada 12.000 ha yang diokupasi.
                   Terdapat tiga macam okupasi sebanyak 1.700 ha yang sah dan
                   dilindungi Undang-undang No. 8 tahun 1954. Terdapat juga
                   penggarap nomor dua yaitu penggarap terdaftar yang dianjurkan

                   oleh Menteri Pertanian/ Agraria. Peraturan tanggal 14 Desember
                   1960 terdapat 4.800 penggarap tanah yang terdaftar. Terdapat
                   juga penggarap tanah ketiga, yaitu penggarap liar. Sebanyak 5.200
                   ha dari 12.000 ha digarap secara liar. Jika tanah yang terdaftar
                   tersebut dipakai pemerintah, tidak boleh digugat. Jika untuk
                   penanaman rakyat harus dimusyawarahkan. Hal yang tersulit
                   adalah penggarap liar sebanyak 5.200 ha yang merupakan satu
                   rotasi satu tahun untuk ekspor 35.000 bal. Frans Seda meminta
                   perhatian karena bulan Februari dan Maret harus tanam untuk
                   ekspor tahun depan. Yang diperlukan sekarang adalah 5.000 ha
                   untuk rotasi tahun 1966-1967. Hal ini yang diminta dari D.P.A.
                   dan pemerintah mengenai Landuse dan pengamanan 60.000 ha
                   tanah tembakau.
                        Pengalaman dari laporan bahwa 12.000 ha yang diokupasi
                   dengan musyawarah Agustus-Oktober tahun 1964 baru 614 ha
                   yang selesai dengan musyawarah, sisanya belum bisa karena
                   bermacam-macam rintangan. Sesudah tembakau dimasukkan,
                   sistem Belanda tidak direformasi lagi. Satu tahun boleh ditanami

                   sandang pangan sebelum tanah tersebut dihutankan lima tahun
                   lamanya agar dapat ditanami tembakau berikutnya, hal ini
                   disebut tanah jaluran. Yang sulit sekarang adalah kembalinya




                                Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agrariia, 1948-1965  129
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145