Page 141 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 141

tanah jaluran setelah satu tahun. Hal yang menjadi soal
                 musyawarah adalah sistem rotasi, yaitu rotasi 6 atau 7 tahun.
                 Dengan musyawarah dan informasi yang lebih banyak, hal
                 tersebut dapat diatasi. Frans Seda menekankan pendapat Menteri
                 Hermanses, bukan saja Dewan Lanuse, tetapi landuse itu urgent.
                       Mengenai Pelaksanaan Landreform, dibagi menjadi 4
                 yaitu, pelaksanaan Landreform dalam arti sempit, pelaksanaan
                 daripada Undang-undang Pokok Bagi Hasil, Tentang Bidang
                 Agraria Umum, dan Sengketa dan Saran-saran Pelaksanaan.
                 Pelaksaaan ada 2 fase, yaitu Fase I Daerah Jawa, Bali, Madura.;
                 Fase II daerah Indonesia lainnya yang pada tanggal 17 Agustus
                 1966 harus selesai. Pelaksanaan dilakukan oleh Panitia

                 Landreform di pusat dan daerah, di mana Kepala Daerah dan
                 wakil saling mengganti jika berhalangan. Dalam pelaksanaan
                 redistribusi tanah sebanyak 445.000 ha, telah dimiliki 332.000
                 ha, sisanya 112.000 ha. Pelaksanaan Undang-undang Pokok Bagi
                 Hasil maka pemilik tanah yang melaksanakan UUPBH dikenakan
                 administrasi, yaitu penggarap 60%, pemilik 20%, dan negara 20%.
                       Bidang Agraria Umum terdapat kurang tanah di Jawa
                 Tengah. Pemecahan secara insidentil tidak berguna karena akan
                 terulang kembali. Ada beberapa tipe sengketa, yaitu sengketa
                 redistribusi tanah, sengketa bagi hasil, sengketa tanah gogol,
                 sengketa tanah bengkok, sengketa soal gadai, dan sengketa
                 penyuburan hutan dan onderneming. Sengketa tanah bengkok
                 adalah sisa feodalisme jadi harus dihapuskan. Saran yang
                 diajukan supaya Deklarasi Bogor ditembuskan kepada desa dan
                 ormas tani, supaya menghindari kesukaran, dan penggarap yang
                 kehilangan nafkah diberikan prioritas transmigrasi.
                       Menteri Agraria, Hermanses S.H. melaporkan 3 bidang
                 Landreform yang harus dikerjakan, yaitu penjebolan dan

                 pembangunan sistem pemilikan tanah, penjebolan dan
                 pembangunan cara menggunakan tanah, dan pembangunan
                 Hukum Agraria secara terperinci. Perlu disusun panitia Landuse




            130     Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146