Page 144 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 144

Kecuali Masjumi dan PSI, semua golongan dan partai dalam
                   DPR GR sudah menyetujui UUPA dan UUPBH. Untuk menjawab
                   sikap kaum reaksioner sungguh sulit karena mereka mengadu
                   domba, memecah partai Nasakom dan ormas nasakom terutama
                   NU, PNI dan PKI.
                        Menjalankan Landreform tanpa konflik antara lain harus
                   ditundukkan kekuatan sosial yang menentang UUPA dan
                   UUPBH. Mengusulkan kembali pertimbangan DPA bulan
                   Januari 1964 yang sudah dilaksanakan. Yang belum, supaya
                   segera dilaksanakan, termasuk retooling Panitia dan Aparatur
                   Landreform dibersihkan dari tuan tanah. Tidak cukup hanya 17
                   atau 18 pengadilan, harus dibentuk sampai tingkat kabupaten.

                   Aksi kaum tani untuk mendobrak kemacetan pelaksanaan UUPA
                   dan UUPBH harus tetap direstui. Tindakan aksi massa, rapat
                   gelap, demonstrasi liar supaya dihentikan. Dicegah campur
                   tangan ABRI terhadap masalah Landreform, karena sudah ada
                   panitia Landreform gaya baru, BP3L, dan Pengadilan Landreform.
                   Sengketa tanah diselesaikan berdasarkan Deklarasi Bogor.
                   Tindakan kontra revolusioner dan suversi, dicegah dan ditindak.
                   Massa aksi revolusioner dibantu, massa aksi kontra revolusioner
                   dipidana. Pemerintah mengambil tindakan tegas menghukum
                   tuan tanah yang menentang pelaksanaan UUPA dan UUPBH,
                   serta meretool pejabat yang tidak melaksanakan. Pejabat harus
                   jujur, patriotik, bercita-cita sosialisme, setia melaksanakan UUPA
                   dan UUPBH, membela kaum tani, berani mengambil tindakan
                   dengan tuan tanah. 143


                   Jenis Naskah: Pidato. Jumlah Halaman: 4 halaman.
                   Kata Kunci: Landreform, rapat, tanah, sengketa, revolusioner








                   143 Surat ini ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia, dan copiannya telah
             dikoleksi oleh Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di Yogyakarta.


                                Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agrariia, 1948-1965  133
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149