Page 51 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 51

terbentuknya kelembagaan Kementerian Agraria agar segera dibentuk
            tugas, wewenang, lapangan pekerjaan, susunan jawatan kantor-kantor
            agraria di daerah (provinsi dan kabupaten kota), susunan jawatan
            pendaftaran tanah, dan susunan organisasi di bawah lainnya yang
            berfungsi untuk menjalankan peran lembaga keagrariaan.   45
                 Jika dilihat secara cermat berbagai dokumen yang ada di Arsip
            Nasional, pembentukan Kementerian Agraria dan Panitia Urusan
            Agraria secara khusus dilakukan akibat tidak selesainya Panitia
            Agraria Jakarta merumuskan produk hukum agraria nasional.  Dalam
                                                                       46
            keputusan Rapat Dewan Menteri 17 November 1954, menyetujui
            secara langsung tentang gagasan pembentukan Kementerian Agraria
            agar segera mempersiapkan pembentukan perundang-undangan
            nasional terkait agraria dan menyempurnakan tentang kedudukan dan
            kepastian hak-hak tanah bagi rakyat.  Dalam konsideran Keppres No.
                                                47
            55/1955 ditegaskan bahwa “Dewan Menteri menyetujui pembentukan
            suatu Kementerian Agraria yang lengkap dan sederajat dengan
            kementerian lain dan dipimpin oleh seorang menteri”.
                                                                 48
                 Artinya, semangat di balik lahirnya Kementerian Agraria atas
            kesadaran bersama seluruh Dewan Menteri tentunya juga Presiden
            Sukarno agar persoalan hukum agraria nasional segera dapat
            diselesaikan, sebab menyangkut hal tersebut ada banyak persoalan
            khususnya penataan dan pengelolaan juga tentang hak-hak atas
            tanah yang berkeadilan. Penegasan juga muncul dalam program kerja
            kabinet Ali Sostroamidjojo II yang menyatakan akan memperbaharui
            perundang-undangan agraria sesuai dengan kepentingan petani dan

            rakyat, dan oleh karena itu kabinet memandang perlu mengangkat



                 45 Mr. R. Soedargo, Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Jilid I, Bandung: N.V. Eresco
            Dj. Eusaulum 1, 1962, hlm. 178-192.
                 46 Surat Perdana Menteri kepada Menteri Agraria, 21 November 1955. Sumber: Arsip
            Nasional RI.
                 47 Ibid., hlm. 178-179. Diketahui bahwa Panitia Agraria Jakarta tidak menghasilkan
            banyak hal baru dibanding Panitia Agraria Jogja, sehingga ada desakan untuk segera kembali
            membentuk Panitia Agraria dan keberadaan Kementerian Agraria menjadi sesuatu yang
            penting.
                 48 Ibid., hlm. 178.


            40      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56