Page 53 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 53

pembaharuan dan pengguguran persewaan tanah kepada bangsa
            asing. Hak Indonesia mengawasi pemberian hak milik, persoalan
            agraris eigendom, pelaksanaan dari ontiginningsordonnantie, wakaf,
            tanah perdikan desa, konversi tanah dengan hak Indonesia, masalah
            tanah swapradja, ulayat, dan transmigrasi, menyusun monografi isi
            hak-hak Indonesia di daerah, penyelenggaraan Fabrieken-ordonantie,
            persewaan tanah dengan hak Indonesia kepada perusahaan pertanian.
            Ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan oleh lembaga baru
            untuk memperjelas persoalan-persoalan tanah, padahal semua problem
            tersebut nyaris tidak bisa dieksekusi tanpa hukum agraria nasional.

                 Tugas Agraria Umum (TU) menyusun surat edaran dan pedoman,
            mengikuti perkembangan tugas Kementerian Agraria, menjelaskan
            permasalahan tanah hutan, reboisasi, penentuan batas, houtaankap
            konsesi, penukaran tanah hutan, menyelesaikan perkara sipil di depan
            hakim, soal tanah yang berhubungan dengan hukum adat di daerah
            swapraja. Tugas Pimpinan Kantor Inspeksi Agraria Provinsi antara
            lain membantu gubernur dan kepala daerah melaksanakan wewenang
            menurut undang-undang di lapangan agraria, mengawasi perkantoran
            Pengawas Agraria di karesidenan dalam provinsi. Sementara tugas
            Pimpinan Kantor Pengawas Agraria Karisidenan membantu Residen,
            dan mengawasi perkantoran Agraria Daerah Tingkat I/II dalam
            Karesidenan. Demikian seterusnya sampai ke level Kantor Agraria
            Daerah Tingkat I/II dipimpin oleh Kepala Kantor Agraria Daerah
            Tingkat I/II. 50



            1.   Asa yang Tergapai: Panitia Negara Urusan Agraria, 1956

                 Langkah Menteri Agraria setelah ditetapkan sebagai lembaga
            yang sama dengan kementerian lain adalah segera membuat kajian
            kembali tentang panitia agraria yang sudah dibentuk selama dua kali.
            Sebagaimana amanat Keppres No. 5/1955 harus segera menyelesaikan
            Hukum Agraria Nasional (membuat draft RUUPA) dan menjalankan
            segala usaha untuk menyempurnakan kedudukan dan kepastian hak

                 50 Selengkapnya lihat Surat Keputusan Menteri Agraria No. Sk.35/Ka. 27 Februari 1956.


            42      Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58