Page 52 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 52

seorang Menteri Urusan Agraria yang akan diserahi tugas khusus
             tersebut.  Dari dokumen-dokumen tentang perjalanan pembentukan
                      49
             kelembagaan itu juga bisa ditarik kesimpulan, keluarnya Keppres
             No. 5/1955 adalah kebijakan politik cukup penting dalam menata
             kelembagaan agraria dan politik hukum agraria nasional. Setidaknya,
             Keppres tersebut memberikan ruang dan harapan konkrit terhadap
             upaya merawat amanah yang dititipkan oleh “pendiri” negara tentang
             mimpi dan cita-cita memiliki hukum nasional agraria.
                   Segera setelah terbentuk Kementerian Agraria lewat Keppres

             No.5/1955, tugas-tugas dan wewenang diserahkan kepada lembaga
             tersebut, sejak itu pula Menteri Agraria baru mengeluarkan Surat
             Keputusan Menteri Agraria No. Sk.35/Ka. Surat yang ditandatangani
             oleh Menteri Agraria R. Goenawan ini berlaku mulai 1 Februari 1956,
             surat keputusan menteri tersebut tentang Penetapkan Lapangan
             Pekerjaan dan Susunan Jawatan (pemerintahan) Agraria. Tugas Kepala
             Daerah dan Jawatan Agraria mengawasi pelaksanaan perundang-
             undangan Agraria dan pekerjaan Kantor Agraria di daerah, serta
             memimpin dan memberi petunjuk kegiatan-kegitan. Kepala Jawatan
             berkoordinasi dengan pimpinan harian teknis dan administrasi,
             dibantu seorang Kepala Muda Jawatan.
                   Jawatan terdiri atas Pusat Jawatan, Kantor Inspeksi Agraria
             Provinsi, Kantor Pengawas Agraria Karesidenan, Kantor Agraria
             Daerah Tingkat I/II. Pusat Jawatan terdiri atas hak tanah perkebunan/
             pertanian, hak Barat, hak Indonesia, Tanah negara, Tanah Partikelir,
             Agraria Umum, dan Tata Usaha. Hak tanah perkebunan/ pertanian

             ditugasi mengawasi perizinan menduduki kembali atau meninjau persil
             perkebunan besar oleh pemilik semula, pembatalan dan menghentikan
             hak konsesi, pembaharuan hak konsesi, dan konversi dari pertanian
             kecil menjadi pertanian besar. Hak Barat bertugas memberi eigendom,
             opstal, erfpacht, konsesi, recht van gebruik, menutut pendapat dan
             penjelasan pemerintah, penghapusan erfpacht pertanian kecil dan
             konsesi kecil, pengawasan terhadap penjualan dan pelimpahan hak,


                   49 Yance Arizona, Op.Cit., hlm. 60-61.


                                Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agrariia, 1948-1965  41
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57