Page 322 - Berangkat Dari Agraria
P. 322
BAB VIII 299
Kondisi dan Dampak Ekologi
8.5. Nuansa Hijau Hak Asasi Manusia 87
Dewasa ini, hak asasi manusia (HAM) dan lingkungan hidup
telah menjadi isu strategis global. Tegaknya HAM menjelma
instrumen kunci pengukur demokrasi suatu negara. Sementara itu,
langkah nyata melestarikan lingkungan hidup menjadi alat ukur
penting dalam menilai keadaban suatu bangsa. Dua isu tersebut
termaktub dalam buku M Ridha Saleh berjudul Menghijaukan
HAM: Suatu Upaya Menuntut Keadilan Lingkungan Hidup yang
Aman, Bersih, Sehat dan Berkelanjutan. Aktivis yang akrab disapa
Bung Edang ini berhasil menghubungkan isu lingkungan hidup dan
HAM dalam pertautan yang amat lekat.
Mengikuti Mary Robinson (2002), Bung Edang mengajak untuk
memeriksa kerusakan lingkungan hidup, kemiskinan struktural,
dan kejahatan ataupun pelanggaran HAM. Kini manusia di seluruh
dunia menghadapi tantangan lingkungan hidup dalam bentuk
pemanasan global, polusi, kehilangan keragaman hayati, deforestasi,
penggurunan, dan lain-lain (hlm vii).
Buku ini menampilkan data pengua saan dan pengusahaan
tanah di Indonesia. Misalnya, tahun 2018 total kebun sawit mencapai
14,3 juta hektare, dengan mayoritas dikuasai perusahaan swasta
seluas 7,7 juta hektare (54%). Sementara itu, pertambangan di dalam
kawasan hutan yang sudah mengantongi izin 395.158,54 hektare (Juli
2019). Total perluasan area tambang 11.142 IUP, dengan luas 93,36
juta hektare. Adapun laju angka deforestasi neto (2018-2019), baik
di dalam maupun di luar kawasan hutan Indonesia, sebesar 462.400
hektare.
Bung Edang menyatakan kerusakan lingkungan hidup
membahayakan keragaman hayati, termasuk manusia, terlebih
generasi mendatang. Berbagai masalah muncul sebagai akibatnya,
seperti pencemaran, deforestasi, kerusakan ekosistem, kelangkaan
SDA, hingga bencana (hlm 8).
87 Media Indonesia, 5 Juni 2021.