Page 330 - Berangkat Dari Agraria
P. 330

BAB IX  307
                                                  Pancasila Dalam Konteks Kekinian
             tanpa perlindungan negara”. Adalah tugas negara untuk melindungi
             rakyat yang lemah, di antaranya melalui pelaksaaan reforma agraria.


             Menjaga pilar
                 Indonesia  punya  empat  pilar  kebangsaan  yang  ditetapkan
             Majelis Permusyaratan Rakyat. Keempatnya ialah: Pancasila, UUD
             1945,  Negara Kesatuan Republik Indonesia,  dan Bhineka  Tunggal
             Ika.  UUD  1945 diamandemen empat  kali dengan  tambahan pasal
             dan ayat dalam batang tubuh tanpa mengubah “pembukaan”. NKRI
             sebagai bentuk negara bersifat final yang disepakati bersama. BTI
             jadi semboyan kebersamaan satu bangsa walau dalam perbedaan.

                 Sedangkan  Pancasila menjadi  pilar  utama  yang  menjamin
             negara  tetap kokoh  dan  tegak berdiri.  Pancasila itu  tiang  utama
             yang menopang konstitusi, NKRI dan BTI sebagai pilar-pilar utama
             bangsa. Pancasila, konsensus nasional tertinggi yang dipertahankan
             sampai  batas waktu  tak ditentukan.  Pancasila akan  tetap ada
             sepanjang Indonesia masih  ada  di  kancah  dunia.  Jika Indonesia
             diibaratkan rumah,  keempat pilar  ini perlu  dilengkapi  fondasi
             yang  kokoh,  lantai  yang  kuat,  dinding  yang  melindungi,  pintu
             yang memberi jalan, jendela yang membuka nafas, dan atap yang
             memayungi  semua.  Pacasila  ada  di  semua sisi  rumah  Indonesia.
             Lantas, bagaimana memaknai Pancasila sehingga tetap relevan dan
             penting bagi pemajuan kehidupan bangsa dan negara?


             Bumikan Pancasila
                 Tak  ada  pilihan lain, makna  terbaik ialah membumikan
             Pancasila dalam kehidupan nyata. Pertama, keyakinan anak bangsa
             akan adanya dzat yang maha tunggal sebagai penentu segara urusan.
             Tiada ketentuan manusia  yang mutlak kecuali ketentuan Dia.
             Manusia hanya berikhtiar, sedangkan ketetapan final di tangan-Nya.
             Semua  warga negara Indonesia meyakini keberadaan “Ketuhanan
             Yang Maha Esa”. Tetap menghormati perbedaan imajinasi ketuhanan.

                 Kedua, bangsa Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat
             “kemanusiaan  yang  adil  dan beradab”  tanpa membedakan latar
             belakang. Beda suku, agama, ras dan antar-golongan bukan alasan
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335